kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini 11 calon emiten dalam pipeline IPO BEI


Senin, 30 Oktober 2017 / 21:24 WIB
Ini 11 calon emiten dalam pipeline IPO BEI


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di penghujung tahun 2017 ini, sejumah calon emiten sudah mulai mengantre di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mendaftarkan diri sebagai perusahaan publik. Beberapa di antaranya adalah anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Untuk calon emiten yang akan melakukan initial public offering (IPO) sudah ada 11 yang ada di pipeline," kata Samsul Hidayat, Direktur BEI kepada KONTAN, Jumat (27/10). Ia juga mengatakan bahwa tiga diantaranya adalah anak usaha milik BUMN.

Ketiga anak usaha BUMN yang akan IPO adalah PT PP Presisi dan PT Wika Gedung. Keduanya merupakan anak BUMN yang bergerak di bidang konstruksi, kemudian satu BUMN lagi yang menyusul adalah PT Jasa Armada Indonesia yang merupakan anak usaha dari PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) yang kemungkinan akan melepas 30% kepemilikannya kepada publik.

Beberapa emiten juga menyatakan komitmennya untuk melantai seperti PT Campina Ice Cream Industry, PT Panca Budi Idaman, PT M Cash Integrasi Tbk, PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra, PT Pelita Samudera Shipping, PT Dwi Guna Laksana, PT Prima Cakrawala Abadi, dan juga PT LCK Global Kedaton.

Hingga saat ini, sejumlah 27 perusahaan sudah melepas sahamnya ke publik. Terakhir PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) melepaskan sebagian sahamnya ke pulik pada 16 Oktober yang lalu.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri berpendapat bahwa IPO anak usaha BUMN merupakan IPO yang cukup menarik. Apalagi, anak usaha BUMN tersebut berhubungan dengan BUMN yang ada di sektor konstruksi dan infrastruktur. "Tantangan terbesar IPO adalah biasanya awalnya akan naik lalu akan koreksi hingga menunggu kinerja yang baik dari perusahaan," kata Hans kepada KONTAN, Senin (30/10).

Karena IPO yang saat ini ada di bursa cenderung merupakan IPO dengan jumlah emisi kecil, maka Hans melihat bahwa hal ini tak akan terlalu banyak berdampak bagi indeks, kecuali saham-saham tersebut terus mencatatkan kenaikan. Hans menambahkan, adanya anak usaha BUMN bukanlah pengerek indeks, karena perusahaan yang IPO hanyalah anak BUMN saja.

Menurutnya, IHSG tetap akan disetir oleh saham-saham blue chip. Meski demikian, IPO yang saat ini terjadi dengan kenaikan di saham-saham IPO tersebut menunjukkan optimisme di pasar dan hal ini merupakan hal yang baik bagi pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×