Reporter: Ruisa Khoiriyah, Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Ruisa Khoiriyah
JAKARTA. Silang sengketa antara Group Bakrie dan Nathaniel Rothschild, salah satu pendiri Bumi Plc, menjadi drama panas menjelang tutup tahun ini. Dua seteru yang dahulu berkongsi itu kini tengah bersaing memperebutkan kepentingan di Bumi Plc, perusahaan Inggris yang kini menguasai 29% saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
Dua anggota Group Bakrie, yakni PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) dan Long Haul Holdings Ltd, pede bahwa proposalnya untuk membeli lagi saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang dikuasai Bumi Plc, bisa terealisasi.
Chris Fong, Juru Bicara Bakrie Group, awal pekan lalu, mengklaim, dana untuk membeli lagi saham BUMI itu, yang diperkirakan sekitar US$ 278 juta, telah aman. Sumbernya, yaitu utang dari kreditur dan dana hasil menggadaikan aset-aset perseroan.
Sebagian analis meragukan klaim itu, melihat kondisi keuangan BNBR yang meragukan. Posisi kas internal per 30 September lalu cuma Rp 182,33 miliar, tergerus 62,5% dari posisi akhir tahun 2011. Adapun tanggungan utang jangka pendek mencapai Rp 4,13 triliun.
Sejatinya, BNBR masih punya piutang usaha yang berpotensi cair dalam waktu dekat. Salah satunya adalah, pembayaran utang Piper Price & Company Limited (PPC), yang tersisa Rp 1,23 triliun, paling lambat 30 September 2012. Namun, dalam laporan keuangan BNBR terakhir, nilai utang PPC masih Rp 1,08 triliun, atau cuma berkurang Rp 150 miliar dibandingkan posisi Juni 2012.
Piutang itu adalah hasil penjualan saham BNBR di empat perusahaan terafiliasi, tahun 2010 lalu, senilai total Rp 3,41 triliun. Yaitu, saham BUMI, ENRG, UNSP, ELTY, dan BTEL. Pembayarannya bertahap, namun kerap molor dari tanggal jatuh tempo.
Eddy Soeparno, Direktur Keuangan BNBR, tak merespon permintaan konfirmasi dari KONTAN, baik melalui pesan singkat maupun telepon. Asal tahu saja, kebutuhan dana Group Bakrie bukan cuma untuk membeli kembali saham BUMI milik Bumi Plc.
Dalam proposalnya yang diajukan 11 Oktober lalu, Bakrie juga menawarkan pembelian lagi saham PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) senilai US$ 947 juta, tunai. Namun, untuk keperluan itu, Bakrie meminta waktu hingga enam bulan sejak pengajuan proposal 11 Oktober 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News