kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Inggris kesulitan menyetujui draf Brexit, kurs euro/poundsterling menguat


Selasa, 27 November 2018 / 20:42 WIB
Inggris kesulitan menyetujui draf Brexit, kurs euro/poundsterling menguat
ILUSTRASI. Uang Euro dan Poundsterling


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pemimpin Uni Eropa (UE) telah menyetujui kesepakatan tentang penarikan Inggris (Brexit). Namun, tidak seperti para parlemen UE yang kompak, jajaran parlemen di bawah Perdana Menteri Inggirs, Theresia May masih jauh dari keputusan sepakat. Mata uang euro pun menguat terhadap poundsterling.

Mengutip Bloomberg Selasa (27/11), di pasar spot pukul 19.30, pasangan mata uang EUR/GBP tercatat menguat 0,46% ke 0,8882.

Analis Global Kapital Investama Berjangka Alwi Assegaf mengatakan pergerakan kedua mata uang ini masih dipengaruhi oleh isu Brexit. Perkembangan terbaru, UE telah menyiapkan drfat kesepakatan. Kini tinggal menunggu persetujuan dari parlemen Inggris.

"Draft tersebut nanti juga harus disepakati Theresa May ketika rapat dengan parlemen di awal Desember," kata Alwi, Selasa (26/11).

Namun, Alwi memproyeksikan perkembangan Brexit kali berpotensi tidak berjalan mulus dan Inggris berkemungkinan menantang draf tersebut lantaran dinilai condong lebih menguntungkan UE.

Sebelum jelas tercipta kesepakatan antara kedua negara tersebut dan kesepakatan masih terganjal di pihak Inggris maka hal tersebut memberikan sentimen negatif bagi poundsterling.

Senada, Keith Wade Chief Economist Schroder Investment Management yang berdomisili di London mengatakan Inggris tidak akan menyetujui draf kesepakatan UE. "Ini yang dikhawatirkan pelaku pasar ada kemungkinan hard Brexit," kata Keith, Selasa (26/11) dalam kunjungannya ke Indonesia.

Parlemen Inggris akan menentukan voting persetujuan atau penolakan pada draft kesepakan UE pada 11 Desember mendatang. Namun, kini beberapa legislator dari Partai Konservatif maupun opsisi sudah menyatakan menolak draf kesepakatan tersebut.

Padahal di kawasan Eropa nada dovish keluar dari pernyataan Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi yang mengakui adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di Eropa untuk periode Oktober.

"Pelaku pasar menangkap pernyataan Dragi bisa menghambat proses normalisasi atau pengakhiran proragm stimulus akan berjalan sangat lambat," kata Alwi.

Meski, begitu kebijakan Bank of England (BoE), Alwi lihat berada satu langkah di depan ECB. Gubernur Bank of England (BOE), Mark Carney mengatakan jika no deal Brexit tidak akan mengganggu peluang kenaikan suku bunga Inggris. "Jadi dalam kebijakan moneter BoE masih tetap hawkish," kata Alwi.

Secara teknikal Alwi menganalisis tren jangka menengah mulai bergerak di atas MA 50 artinya bullish. Sedangkan, MA bergerak diatas MA 10. Stochastic harus diwaspadai karena masuk area overbought di level 70. Meski naik ada potensi terbatas untuk naik kembali.

MACD berada di area positif, bahkan histogram mulai menunjukkan potensi kenaikan. RSI berada di level 54 dan di area positif. Indikator menunjukkan potensi bullish untuk EUR/GBP.

Alwi merekomendasikan buy di rentang support 0,8689-0,8795-0,8835 dan resistance di 0,8920-0,8990-0,9050.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×