Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi tahunan Uni Eropa gagal memenuhi harapan pasar dan menyebabkan mata uang euro merosot. Di hadapan mata uang yen, euro yang sudah menguat terlalu tinggi akhirnya terkoreksi lantaran profit taking.
Pasangan mata uang EUR/JPY pada Jumat (5/1) terlihat koreksi 0,04% dari sehari sebelumnya ke level 136,02. Padahal dalam sepekan, pasangan ini sudah menguat 055% dari level 135,28 di pekan lalu.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, koreksi euro saat ini merupakan aksi profit taking dan merespon data inflasi yang lebih rendah dari November. "Data CPI menjadi salah satu alasan ECB untuk normalisasi kebijakan kalau angkanya bagus, kalau datanya bagus, maka euro akan melanjutkan rebound," jelas Alwi kepada Kontan.co.id, Jumat (5/1).
Asal tahu saja, estimasi consumer price index (CPI) flash tahunan Uni Eropa untuk bulan Desember sesuai target 1,4%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan November di 1,5%. Adapun CPI flash inti sebesar 0,9%, lebih rendah ketimbang harapan pasar di 1%.
Sedangkan dari sisi Jepang, Alwi melihat belum ada data signifikan yang bisa gerakan mata uang negeri ini. Alhasil, penggerak pada pasangan ini murni berasal dari Eropa. Menurutnya, yen hanya akan bergerak lebar bila terjadi krisis geopolitik yang membuat pasar lari ke aset aman ini.
"Yen dipandang sebagai aset safe haven dan saat ini yang terjadi adalah fenomena risk appetite dimana investor lagi menyukai aset yang berisiko," jelas Alwi. Akibatnya, dalam keadaan damai ini, pasar cenderung mengalihkan dananya ke pasar saham yang memiliki fluktuasi tinggi.
Secara teknikal, Alwi melihat grafik pasangan EUR/JPY berada pada tren naik tapi memberikan sinyal jenuh beli yang bakal direspon dengan aksi profit taking.
Rekomendasi EUR/JPY: Buy on support
Support: 135,75 - 135,15 - 134,75
Resistance: 136,70 - 137,10 - 137,00
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News