Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Outlook perekonomian Asia di 2011 masih akan dibayangi kenaikan inflasi yang cukup tinggi. Venkatraman Anantha Nageswaran, Investment Officer Bank Julius Baer mengingatkan, kondisi perekonomian dunia pada paruh pertama 2010 sangat sulit. Sejumlah faktor yang mempengaruhi antara lain pengetatan kebijakan China, krisis utang Eropa, dan melorotnya perekonomian AS.
"Namun kondisi tersebut membaik di paruh kedua 2010 karena AS banyak mencetak uang, data perekonomian AS yang positif, dan langkah bank sentral Eropa yang menggelontorkan banyak dana segar ke sistem finansial," jelasnya.
Nah, bagaimana dengan outlook Asia tahun ini? Secara umum, lanjut Venkatraman, kondisi ekonomi Asia cukup positif. "Hanya saja ada kecemasan inflasi yang membayangi," imbuhnya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi antara lain kenaikan harga makanan dan harga komoditas. Khusus komoditas, pergerakan harga minyak akan berpengaruh besar. "Kami memprediksi, harga minyak dunia bisa menyentuh di atas level US$ 100 sebarel," paparnya. Kondisi itu tidak akan bagus bagi Asia.
Nageswaran menambahkan, China sebagai salah satu poros ekonomi Asia akan berpengaruh besar atas kondisi ekonomi Asia secara keseluruhan.
Dia memprediksi, dalam jangka pendek, China akan terus melakukan pengetatan kebijakan moneter. Selain itu, tingkat inflasi China juga akan naik sehingga membuka kemungkinan bank sentral China menaikkan suku bunga acuan. "Pada semester I ini, pasar saham China akan mendapat sejumlah tantangan. Hal ini akan membayangi Asia," urainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News