Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,94% ke level 5.940,048 di akhir pekan lalu. Pelemahan ini menambah rapor merah IHSG yang telah terkoreksi 4,87% dalam perdagangan sepekan.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, ada beberapa sentimen yang memberatkan langkah IHSG dalam sepekan, seperti merebaknya virus corona yang kini mendapat status darurat dari Badan Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO).
Selain itu, ada juga pemblokiran ratusan rekening efek atas penyelidikan kasus Jiwasraya dan Asabri.
Baca Juga: Kekhawatiran virus corona dan skandal di pasar saham buat IHSG masih melemah
Untuk perdagangan Senin (3/2), Herditya menyebut, belum ada katalis positif yang mampu menggerakkan IHSG. Namun, penantian data inflasi dirilis di awal pekan bisa jadi tumpuan bagi pergerakan IHSG di awal pekan. “Inflasi stabil, dimungkinkan akan membantu penguatan IHSG,” terang Herditya.
Sementara dari sisi global, dia menyebut, belum ada sentimen positif yang secara signifikan mampu menggerakkan indeks dalam negeri untuk menguat.
Senada, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya bilang, pola pergerakan IHSG awal Februari 2020 masih akan dipengaruhi oleh rilis data inflasi yang diperkirakan berada dalam kondisi terkendali.
Baca Juga: Analis: Pasar saham baru bangkit di semester dua tahun ini
Sementara itu, capital inflow yang masih tercatat secara year-to-date (ytd) menunjukkan bahwa IHSG masih menjadi salah satu tujuan investasi dari investor baik dari dalam maupun luar negeri.
Kedua analis sepakat bahwa IHSG bakal kembali di atas level 6.000. William memproyeksikan IHSG akan berbalik menguat dengan rentang 5.889 – 6.123. Sementara Herditya memprediksikan, IHSG cenderung menguat terbatas pada perdagangan besok dengan kisaran 5.900 – 6.030
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News