Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Sajian data Inflasi Amerika Serikat (AS) yang diluar perkiraan akhirnya kembali menekan mata uang dollar AS. Walaupun sempat menguat pada sesi Asia, greenback harus tertunduk di hadapan euro akhir pekan lalu. Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (12/8), pasangan EUR/USD ditutup menguat 0,42% ke level 1,1821.
Alwi Assegaf, analis PT Global Kapital Investama Berjangka mengatakan, inflasi AS bulan Juli yang hanya tumbuh 0,1% semakin menurunkan harapan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS pada bulan Desember nanti. Sebelum akhirnya dirilis, pasar cukup optimis inflasi akan tumbuh dari 0% ke level 0,2%.
"Data inflasi sangat penting buat dollar AS karena kemarin PPI hasilnya buruk. Ini menjadi pertimbangan The Fed untuk menaikkan suku bunga," ujarnya kepada KONTAN, akhir pekan.
Namun, karena hasilnya mengecewakan greenback justru makin terperosok. Indeks dollar terkoreksi sekitar 0,36% ke level 93,069. Dollar AS kembali tertekan ketegangan antara AS dan Korea Utara.
Sementara itu dari kawasan Uni Eropa, euro masih mendapatkan sentimen positif dari rencana European Central Bank (ECB) untuk mulai memperketat kebijakan moneternya. Bank Sentral Uni Eropa itu kemungkinan akan mulai mengurangi program stimulus pada September. "Ini bisa menjadi stimulus buat euro," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News