kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Inflasi AS rekor, harga Bitcoin berayun dari keuntungan ke kerugian


Sabtu, 11 Desember 2021 / 09:31 WIB
Inflasi AS rekor, harga Bitcoin berayun dari keuntungan ke kerugian
ILUSTRASI. Fluktuasi pasar membuat harga Bitcoin berada di jalur untuk penurunan mingguan keempat berturut-turut. REUTERS/Edgar Su.


Sumber: CoinDesk | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin berayun dari keuntungan ke kerugian pada Sabtu (11/12), justru setelah laporan inflasi AS menunjukkan harga konsumen naik pada November ke laju tercepat dalam 39 tahun terakhir.

Fluktuasi pasar membuat harga Bitcoin berada di jalur untuk penurunan mingguan keempat berturut-turut.

Alhasil, mengutip CoinDesk, perkiraan bisa menyentuh US$ 100.000 pada akhir tahun, bahkan kembali ke level tertinggi sepanjang masa di US$ 69.000, sekarang terlihat jauh lebih kecil kemungkinannya.

Sejatinya, para trader kripto menunggu rilis indeks harga konsumen (CPI) AS, karena banyak investor melihat Bitcoin sebagai lindung nilai yang berpotensi berguna terhadap inflasi. 

Laporan CPI AS menunjukkan, indeks untuk semua item naik 6,8% year on year pada November 2021, level tertinggi sejak Mei 1982 yang ketika itu berada di angka 6,9%. 

Baca Juga: Mayoritas pasar kripto merah, harga Bitcoin turun ke level US$ 48.000

Peningkatan biaya hidup sejalan dengan perkiraan rata-rata ekonom dalam survei Reuters dan lebih tinggi dari kenaikan 6,2% pada Oktober.

Harga Bitcoin sempat menembus US$ 50.000 setelah laporan inflasi AS. Tapi, dengan cepat menyerahkan keuntungan dan diperdagangkan di zona merah, bahkan sempat menyentuh level US$ 46.000.

Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Sabtu (11/12) pukul 09.25 ada di US$ 48.051,94 atau turun 1,09% dibanding posisi 24 jam sebelumnya. 

Para analis melompat ke kesimpulan logis, tingkat inflasi yang tinggi mungkin memberikan motivasi yang cukup untuk bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) untuk mempercepat penarikan stimulus moneter pada pertemuannya minggu depan.

“Jika pasar keuangan menjadi gugup, The Fed mungkin memiliki siklus pengetatan yang agresif, dan hal pertama yang dijual adalah aset berkinerja terbaik Anda dan itu akan menjadi kripto bagi banyak pedagang,” kata Edward Moya, Analis Pasar Senior Oanda, kepada CoinDesk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×