Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbas pandemi Covid-19, realisasi penjualan semen domestik pada semester I-2020 turun 7,7% secara tahunan menjadi 27,15 juta ton. Untuk itu, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) selaku salah satu pemain besar dalam industri semen telah menyiapkan sejumlah langkah strategis guna mempertahankan kinerja di tengah pandemi.
Direktur Keuangan Semen Indonesia Group Doddy Sulasmono Diniawan mengatakan, emiten pelat merah ini akan terus melakukan efisiensi baik dalam hal operasional maupun keuangan melalui pengelolaan utilisasi produksi, efisiensi penggunaan bahan baku.
SMGR juga memastikan pengelolaan proses supply chain yang optimal, serta melakukan pengetatan dan meningkatkan kedisiplinan dalam pengelolaan arus kas (cashflow).
Baca Juga: Laba bersih SIG semester I tumbuh 26,3% berkat efisiensi
Salah satunya adalah dari sisi belanja modal atau capital expenditure (capex). Dalam penggunaan capex, SMGR akan berfokus pada hal-hal yang esensial, khususnya untuk hal yang berkaitan dengan operasional.
Tahun ini, SMGR mengalokasikan capex sekitar Rp 1 triliun. Hingga semester I-2020, SMGR telah menyerap capex senilai Rp 600 miliar yang sebagian besar digunakan untuk operasional.
Doddy melanjutkan, efisiensi yang dilakukan SMGR telah terbukti mengangkat laba bersih SMGR di semester I-2020. Meskipun pendapatan SMGR menurun sebesar 2% menjadi Rp 16,02 triliun, namun dengan berbagai program efisiensi, beban pokok penjualan dapat menurun lebih besar dibandingkan penurunan pendapatan sehingga laba kotor meningkat sebesar 3,2% menjadi Rp 4,81 triliun.
Adapun EBITDA meningkat 9,6% menjadi Rp 3,47 triliun. Sementara itu, SMGR menjadi satu-satunya emiten semen yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih di semester I-2020. Laba bersih SMGR naik 26,3%, dari Rp 485 miliar menjadi Rp 612 miliar pada semester I-2020.
Doddy juga optimistis permintaan semen di kuartal ketiga dan keempat akan membaik, seiring dengan keseriusan pemerintah untuk meningkatan konsumsi dan daya beli masyarakat, yang akhirnya berdampak ke penjualan SMGR.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran dan Supply Chain Semen Indonesia Group Adi Munandir menambahkan, optimisme juga dilatarbelakangi oleh potensi pasar segmen ritel yang masih prospektif, salah satunya permintaan semen untuk tujuan renovasi bangunan (rumah).
Hal ini tercermin dari permintaan semen secara nasional per semester I-2020, dimana segmen semen kantong (bag) hanya terkoreksi 3,3 % sementara semen bulk (curah) turun hingga 15,8%.
Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) proyeksikan permintaan semen nasional akan turun 15% tahun ini
Selain itu, adanya program pembangunan perumahan oleh pemerintah untuk mengurangi kekurangan (backlog) perumahan juga menjadi angin segar bagi SMGR.
SMGR juga melakukan strategi diversifikasi. Bukan hanya menjual semen, SMGR juga menyediakan solusi bahan bangunan serta pengembangan produk derivatif semen seperti mortar.
“Selama pandemi kami melihat ada perubahan perilaku konsumen, yakni minim berinteraksi tetapi kebutuhan untuk renovasi di segmen ritel dan perumahan masih ada. Sehingga, kami melakukan pengembangan di channel dan platform digital Sobat Bangun,” ujar Adi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News