Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) tengah membutuhkan dana besar. Emiten halo-halo ini pun mencari pendanaan dengan mengirimkan Request for Proposal (RFP) senilai US$ 850 juta ke beberapa bank. Proposal diajukan untuk beberapa jenis pendanaan, seperti obligasi, pinjaman perbankan, fasilitas kredit revolving, serta vendor financing atau Export Credit Agency (ECA).
"Kita memang minta banyak untuk pendanaan. Lalu kita jadikan satu," ujar Andromeda Tristanto, Investor Relation ISAT, kepada KONTAN, Senin, (7/7).
Ia bilang bahwa dibanding memutuskan pinjaman satu per satu, maka lebih baik ISAT menjadikannya sebagai proyek besar. Ini bertujuan supaya pendanaan ini rapi secara teknis. Adapun, ISAT mengincar bank asing yang mampu berlaku sebagai vendor financing, vendor bank, sekaligus penjamin emisi atau underwriter. Saat ini, ISAT masih dalam tahap open tender ke beberapa perbankan.
Pada akhir tahun, ISAT berencana menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi dalam rupiah. Ini dilakukan untuk refinancing obligasi US$ 650 juta yang jatuh tempo di 2020. Lalu US$ 200 juta sisanya, ISAT akan memanfaatkan dana tersebut sebagai belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun depan.
Andromeda menyebut bahwa pihaknya akan menunggu hasil audit laporan keuangan Juni untuk memulai proyek pinjaman ini. Pasalnya untuk menerbitkan obligasi, suatu emiten harus menggunakan laporan keuangan minimal 6 bulan sebelumnya.
Pada kuartal pertama 2014, rasio utang terhadap modal atau Debt to Equity Ratio (DER) ISAT mencapai 2,35 kali. Liabilitasnya sebesar Rp 39,99 triliun dan ekuitasnya yakni Rp 16,93 triliun.
Analis MNC Securities Reza Nugraha menilai kebutuhan ekspansi ISAT yang besar diperlukan karena belanja modal untuk kelangsungan hidup sektor telekomunikasi terbilang besar. Adapun, kebutuhan ISAT terdiri dari pos-pos yang berbeda. Maka emiten ini pun mencari jalan cepat untuk memenuhi kebutuhan pendanaannya dengan RFP.
Menurut Reza, ISAT terlihat membutuhkan dana cepat. Karena di tahun depan, pencarian pendanaan akan cenderung sulit. Suku bunga perbankan pun diperkirakan semakin tinggi. Ia menambahkan bahwa dengan bertambah tingginya utang, maka ISAT menghadapi masalah beban bunga.
Tahun lalu saja, laba bersih ISAT tertekan beban bunga. Apalagi dengan utang baru ini, maka labanya akan semakin tergerus. Saham ISAT tutup di harga Rp 3.655, naik 0,55% dibanding hari sebelumnya. Reza merekomendasikan hold dengan target harga Rp 4.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News