kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia Kendaraan Terminal berambisi jadi pengelola terminal mobil terbesar kelima


Senin, 28 Mei 2018 / 10:06 WIB
Indonesia Kendaraan Terminal berambisi jadi pengelola terminal mobil terbesar kelima
ILUSTRASI. Ekspor mobil melalui Indonesia Kendaraan Terminal


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IKT) berambisi jadi pengelola terminal mobil terbesar kelima di dunia tahun 2022. Direktur Utama IKT Chiefy Adi Kusmargono mengatakan, sejauh ini IKT telah mengelola lahan di pelabuhan Tanjung Priok seluas 31 hektare dengan kapasitas 700.000 unit kendaraan per tahun.

“Pada 2022, IKT menargetkan lahan tersebut diperluas menjadi 89,5 hektare dengan kapasitas 2,1 juta kendaraan. Dengan demikian, perseroan diproyeksikan menjadi pengelola terminal mobil terbesar ke-5 di dunia," kata Chiefy melalui keterangan pers, Minggu (27/5).

Menurut Chiefy, IKT memiliki beberapa keunggulan yaitu sebagai satu-satunya perusahaan yang mengelola terminal komersial yang memberikan jasa pelayanan terminal kendaraan di negara terpadat keempat di dunia, memiliki 100% captive market, dan margin bisnis yang tinggi.

“Kinerja IKT yang bagus membuat Indonesia menjadi negara dengan penjualan mobil terbesar ke-17 di dunia dan nomor satu di Asean. Secara produksi, Indonesia terbesar ke-18 di dunia dan nomor dua di Asean. Adapun pertumbuhan produksi mobil di Indonesia secara tahunan mencapai 11,4% selama 2007-2017," tambahnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa IKT akan menyediakan terminal disiapkan tak hanya untuk mobil, melainkan alat berat, truk, bus, dan suku cadang.

Direktur Keuangan IKT Sugeng Mulyadi juga menjelaskan bahwa pada tahun 2017, IKT membukukan pendapatan sebesar Rp 422,1 miliar, meningkat 34,30% dibandingkan 2016 yang sebesar Rp 314,3 miliar. EBITDA naik menjadi Rp 175,4 miliar dari Rp 133,4 miliar. Laba bersih naik 32,21% menjadi Rp 130,1 miliar dari Rp 98,4 miliar.

Adapun nilai aset per akhir 2017 mencapai Rp 336,3 miliar, meningkat 26,95% dibandingkan 2016 yang sebesar Rp 264,9 miliar. Liabilitas naik menjadi Rp 99,2 miliar dari Rp 79,3 miliar dan ekuitas meningkat 27,69% menjadi Rp 237 miliar dari Rp 185,6 miliar. "Sementara itu, current ratio atau rasio lancar sebesar 3,3 kali, naik dari 2,4 kali," ungkapnya.

Sugeng juga menuturkan bahwa rata-rata ROA dalam tiga tahun terakhir mencapai 35,4%, margin EBITDA 40,4%, ROE 50,6%, dan ekuitas terhadap aset 69,8%.

Sekadar informasi, IKT adalah perusahaan yang mengelola terminal yang secara khusus diusahakan secara komersial untuk memberikan jasa pelayanan terminal kendaraan. Adapun pelayanan jasanya meliputi stevedoring, cargodoring, receiving, dan delivery. Selain itu juga melayani pelayanan jasa lainnya, yaitu vehicle processing center (VPC) dan equipment processing center (EPC).

IKT didirikan sebagai entitas bisnis tersendiri pada 5 November 2012 dengan persentase kepemilikan saham PT Pelindo II (Persero) sebesar 99% dan PT Multi Terminal Indonesia sebesar 1%.

Sebelum menjadi entitas bisnis tersendiri, IKT hanya sebuah strategic business unit yang bernama Tanjung Priok Car Terminal (TPT), yang pengelolaannya di bawah kantor pusat dan beroperasi sejak Juni 2007.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×