kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45896,13   -2,62   -0.29%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indo Straits berharap impas di 2018


Senin, 18 Desember 2017 / 11:00 WIB
Indo Straits berharap impas di 2018


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Straits Tbk menargetkan pendapatan di atas US$ 10 juta pada tahun depan. Penyedia jasa rekayasa kelautan dan konstruksi sipil kelautan tersebut juga ingin mencuil margin antara 10%–20%.

Kalau target terpenuhi, Indo Straits memperkirakan bisa mencatatkan break even point (BEP) atau posisi impas antara penghasilan dengan total biaya yang dikeluarkan. "Memang kalau untuk untung sepertinya belum akan bisa," kata Sutina, Direktur Operasi PT Indo Straits Tbk kepada KONTAN, Jumat (15/12).

Merunut histori laporan keuangan, Indo Straits terakhir kali mengantongi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih pada tahun 2013, yakni sebesar US$ 3,44 juta. Setelahnya, mereka menanggung rugi bersih bahkan hingga 30 September 2017 kemarin. (lihat infografis)

Agar cita-cita BEP terwujud, Indo Straits berencana memburu kontrak baru hingga lebih dari US$ 12,8 juta pada tahun depan. Kontrak baru itu belum ternasuk kontrak bawaan alias carry over tahun ini senilai US$ 6,83 juta. Jadi total orderbook atau kontrak di tangan 2018 minimal sebesar US$ 19,63 juta.

Sebagai perbandingan, tahun ini Indo Straits mendekap kontrak di tangan US$ 16,72 juta. Sebanyak US$ 13,57 juta adalah kontrak bawaan tahun 2016 dan US$ 3,15 juta kontrak baru 2017.

Dari kontrak bawaan tahun 2016 tersebut, Indo Straits memperkirakan mampu mengantongi pendapatan US$ 9,88 juta. Perinciannya, US$ 5,56 juta pendapatan jasa logistik dan US$ 4,32 juta pendapatan jasa dredging atawa pengerukan.

Saat ini, Indo Straits tengah mengikuti beberapa tender pekerjaan untuk tahun depan. Salah satu kontrak senilai US$ 1,56 juta sudah mereka amankan. Penandatanganan kontrak terjadi pada pertengahan Desember 2017 dan jadwal pekerjaan mulai awal 2018.

Klien Indo Straits adalah perusahaan dalam bidang eksplorasi minyak dan gas di Kalimantan. Mereka harus menyediakan crane barge untuk pengerukan, pengangkatan dan pekerjaan lain.

Rela jadi subkontraktor

Dalam berburu kontrak baru, Indo Straits tak pilih-pilih. Perusahaan yang tercatat dengan kode saham PTIS di Bursa Efek Indonesia tersebut mengaku, selama ini justru lebih banyak mendapatkan pekerjaan dalam kapasitas sebagai subkontraktor.

Makanya, menjaga hubungan yang baik dengan pemberi kerja dan menjalin kemitraan dengan perusahaan lain juga menjadi fokus utama Indo Straits. "Dengan melakukan kerjasama sinergi, saat mereka mendapatkan kontrak, kami bisa kebagian pekerjaan," aku Anton Ramada Saragih, Direktur Corporate & GA PT Indo Straits Tbk.

Upaya lain Indo Straits mengejar BEP yakni melanjutkan restrukturisasi utang. Pada 25 Oktober 2017, mereka telah meneken perjanjian kredit dengan Bank Permata untuk restrukturisasi utang sebesar US$ 11,48 juta.

Asal tahu, Indo Straits melakukan strategi restrukturisasi utang sejak tahun lalu. Ronny A. Hermawan, Financial Controlling PT Indo Straits Tbk mengatakan, target tahun depan adalah menurunkan utang sekitar US$ 2 juta.

Aneka ikhtiar internal Indo Straits tadi berhadapan dengan tantangan eksternal. Tantangan dalam bisnis angkutan kargo misalnya, kuota kargo dari pemberi kerja masih terbatas, harga jasa rendah, kuantitas kargo tak sebanding dengan kecanggihan alat perusahaan dan dan mayoritas kontrak bersifat spot charter.

Kalau tantangan dalam bisnis jasa pengerukan seperti penjadwalan ulang proyek pengerukan, peningkatan biaya pemeliharaan peralatan, dan cuaca. "Cuaca tidak menentu menyebabkan proyek pengerukan tidak selesai tepat waktu," terang Anton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×