Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingginya tekanan di pasar saham sejak awal tahu, tidak melumpuhkan niat PT Indo Premier Investment Management (IPIM) untuk meluncurkan reksadana exchange-traded fund (ETF) pada Rabu (4/3). Produk dengan nama Reksa Dana Indeks Premier ETF MSCI Indonesia Large Cap ini memiliki kode perdagangan XIML.
Penerbitan XIML sekaligus menjadi produk ETF ke-12 yang diluncurkan IPIM dan ke-41 tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Produk ETF baru ini turut menjadikan indeks MSCI Indonesia Large Cap sebagai indeks acuannya dan diklaim sebagai ETF pertama yang menggunakan acuan tersebut.
"Kalau yang kita kenal selama ini LQ45 dan IDX30 sebagai acuan, maka indeks MSCI Indonesia Large Cap adalah core dari segala core," jelas Direktur IPIM Noviono Darmosusilo saat peluncuran Rabu (4/3).
Baca Juga: Indo Premier Investment Management segera terbitkan ETF terbaru
Noviono menjelaskan, di antara 600 lebih perusahaan tercatat di Indonesia, indeks MSCI Indonesia Large Cap hanya memilih 15 saham terbesar dan terlikuid. Saham-saham tersebut diklaim mewakili tidak kurang dari 70% total free float adjusted market cap dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan likuiditas pasar yang sangat besar.
Harapannya, dengan pemilihan indeks MSCI Indonesia Large Cap sebagai acuan di tengah kondisi pasar yang sangat dinamis, ETF dapat dijadikan alternatif
instrumen investasi yang tepat oleh investor untuk menjalankan proses investasi dengan mudah. Selain itu, ETF juga memberikan transparansi maksimal dari isi portofolionya serta memberikan keleluasaan bagi investor untuk bertransaksi.
“Hanya dengan satu klik atau satu order, investor dapat membentuk portofolio yang terdiri dari 15 saham unggulan dari perusahaan-perusahaan terbesar di BEI. Kinerjanya pun kompetitif, mampu melebihi kinerja imbal hasil indeks LQ45 dan IHSG sejak 28 Desember 2012," ujar dia.
Baca Juga: ETF bisa jadi pilihan di tengah merosotnya saham dan reksadana saham
Dengan demikian, investor dapat meningkatkan atau menurunkan porsi saham dengan cepat secara mudah sesuai dengan strategi investasi yang investor ingin terapkan, baik berupa tactical asset allocation maupun buy and hold strategy. Apalagi, Noviono menekankan bahwa reksadana ETF memiliki keunggulan karena lebih koperatif, berkinerja baik, konsisten dan dengan tracking error yang minim.
Pada listing perdananya, XIML menawarkan maksimum 100 miliar unit penyertaan, dengan minimum 50 juta unit penyertaan. Adapun nilai aktiva bersih (NAB) dibanderol Rp 247 per unit, dengan satuan unit kreasi sebanyak 100.000 unit.
Bagi investor yang ingin membeli produk reksadana saham ini, bisa mulai membeli dengan minimum 100.000 unit penyertaan di pasar primer dan 100 unit penyertaan di pasar sekunder.
Baca Juga: Harga saham sedang turun, waktu terbaik untuk beli reksadana ETF
Selaku Direktur PT Indo Premier Sekuritas yang bertindak sebagai diler partisipan produk ini, Alex Salim menambahkan, bahwa ETF saat ini tengah digemari para investor, baik investor ritel maupun institusi. Ini karena produk mudah ditransaksikan dan bergerak real time, likuiditas yang sesuai dengan kedalaman pasar, transparan, dan efisien.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setia mengatakan, kehadiran XMIL semakin menambah ragam pilihan investasi bagi investor di pasar keuangan. Ke depan, selaku market leader IPIM bisa terus meramaikan pasar keuangan Tanah Air.
"Dari 41 ETF yang tercatat di BEI, kontribusi ETF IPIM yang tercatat mencapai 12 produk atau hampir 30% dari total ETF saat ini," jelas Nyoman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News