Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperkirakan akan melanjutkan penguatannya pada Kamis (11/4). Mayoritas indikator teknikal masih memberi sinyal harganya akan mengalami penguatan.
"Kemungkinan akan menguat terbatas," ujar Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures kepada Kontan.co.id, Rabu (11/4).
Menurutnya secara teknikal saat ini harga telah berada di atas garis moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200 yang mengisyaratkan penguatan.
Peluang kenaikan semakin diperlihatkan oleh indikator moving average convergence divergence (MACD) berada di area positif dan indikator relative strength index (RSI) di level 59. Namun posisi indikator stochastic yang berada di area overbought level 88 memberi sinyal koreksi.
"Minyak masih menanti laporan kepatuhan OPEC dan proyeksi Energy Information and Administration (EIA) pada Kamis (12/4)," tandasnya.
Ia menebak untuk Kamis (12/4) harga minyak akan US$ 64,20 - US$ 66,63 per barel dan sepekan berikutnya di kisaran US$ 63,70 - US$ 67 per barel.
Sedangkan Faisyal, Analis PT Monex Investindo Futures melihat pada perdagangan Kamis (12/4) minyak mentah akan dipengaruhi oleh laporan cadangan minyak AS versi EIA.
Jika hasilnya sesuai cadangan minyak turun harga minyak bisa berada di rentang US$ 64 - US$ 67 per barel. "Kalau sepekan berikutnya di kisaran US$ 60,00 - US$ 69,50 per barel," timpalnya.
Asal tahu saja, mengutip Bloomberg, Rabu (11/4) harga minyak West Texas Intermediate (WTI) tercatat menguat 0,90% ke level US$ 66,10 per barel dari hari sebelumnya. Ini merupakan level tertinggi sejak Juni 2015 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News