Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street melemah di awal perdagangan Rabu (23/3). Koreksi pasar saham Amerika Serikat (AS) ini terjadi setelah reli kuat di hari sebelumnya.
Pukul 21.00 WIB Dow Jones Industrial Average turun 0,74% ke 34.550. Indeks S&P 500 turun 0,67% ke 4.481. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,96% ke 13.975.
Investor menilai prospek suku bunga AS menyusul seruan dari Federal Reserve untuk kenaikan yang lebih besar. Poros hawkish sejalan dengan komentar Gubernur The Fed Jerome Powell pada hari Senin, sepekan setelah bank sentral AS menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2018.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Menguat pada Kamis (24/3), Ini Sentimen Penggeraknya
Para trader sekarang memperkirakan Fed Funds Rate naik ke kisaran 2,25%-2,5% pada akhir tahun. Prediksi ini lebih tinggi daripada 1,9% yang disarankan oleh perkiraan Fed minggu lalu. Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa kenaikan tajam dalam suku bunga dalam waktu singkat dapat menekan pertumbuhan ekonomi.
"Ada inflasi yang sangat tinggi, juga risiko kesalahan kebijakan di mana Fed mengetatkan terlalu agresif dan akhirnya mendorong ekonomi ke dalam resesi semakin meningkat," kata Andrea Cicione, kepala strategi di TS Lombard seperti dikutip Reuters. Cicione mengatakan, pasar kini memperkirakan lebih banyak kenaikan daripada di awal tahun.
Harga saham bank-bank besar melemah di awal perdagangan hari ini. Harga saham Bank of America turun 0,2% setelah reli tajam di sesi kemarin.
Baca Juga: Aksi Ambil Untung Menahan Pergerakan IHSG
"Saham turun hari ini karena kombinasi dari aksi ambil untung dari lonjakan kemarin dan karena harga minyak sedikit lebih tinggi. Investor melihat pasar dan trading lebih banyak dari perspektif jangka pendek," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi dari CFRA Research di New York.
Tesla Inc turun 1,3%, memimpin penurunan di antara perusahaan pertumbuhan berkapitalisasi pasar jumbo. Sementara sektor energi, sektor S&P dengan kinerja terbaik sepanjang tahun ini, melanjutkan kenaikan setelah mengambil jeda pada hari Selasa. Occidental Petroleum memimpin kenaikan, naik 3,2%, karena minyak mentah Brent naik di atas US$ 117 per barel di tengah meningkatnya kekhawatiran pasokan karena sanksi terhadap produk minyak Rusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News