Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi tipis 0,07% ke level 6.996,11 pada perdagangan Rabu (23/3). Pada awal perdagangan, IHSG sempat bergerak di zona hijau dan mecapai level tertinggi hariannya di 7.022,044.
Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan, koreksi IHSG tersebut terbilang wajar karena terjadi profit taking oleh pelaku pasar. Di saat yang sama, pelaku pasar terus mencermati konflik Rusia-Ukraina dan rencana pengetatan kebijakan moneter The Fed.
“Namun, dalam jangka menengah kami masih optimistis IHSG akan melanjutkan kenaikan seiring capital inflow yang terus terjadi, tren penurunan covid-19 dan membaiknya kondisi ekonomi nasional,” kata Wisnu kepada Kontan.co.id, Rabu (23/3).
Baca Juga: Menguat 6,30% Sejak Awal Tahun, Valuasi IHSG Dinilai Masih Menarik
Dalam kondisi saat ini, Wisnu mencermati apabila harga sahamnya sudah naik terlalu tinggi bisa dipertimbangkan untuk melakukan aksi ambil untung. Sebaliknya, jika sahamnya justru terkoreksi di saat kinerja emitennya sedang membaik maka bisa dipertimbangkan buy on weakness.
Adapun pilihan sahamnya ada MTEL yang menarik untuk dicermati. Wisnu menilai hal ini saham Mitratel ditopang oleh kinerjanya yang solid sepanjang 2021 dan prospek pertumbuhan ke depan. Adapun target harga untuk MTEL berada di level Rp 1.000 per saham untuk jangka panjang.
Baca Juga: IHSG Melemah Pada Rabu (23/3), Investor Asing Masih Mencatat Net Buy
Selain MTEL, Wisnu menambahkan saham ISAT juga menarik seiring prospek bisnis yang kian besar pascamerger. ISAT saat ini diperdagangkan dengan valuasi 4,31 kali, sehingga bisa dibilang murah. Dia memasang target harga ISAT untuk jangka panjang di Rp 6.600 per saham.
“BRPT juga menarik, seiring dengan perbaikan kinerjanya. Kami melihat berpotensi di level Rp 1.050,” pungkas Wisnu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News