kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Indeks S&P 500 dan Dow Jones sama-sama terpukul


Jumat, 16 Agustus 2013 / 06:40 WIB
Indeks S&P 500 dan Dow Jones sama-sama terpukul
ILUSTRASI. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). KONTAN/Baihaki/22/7/2018


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Mayoritas saham yang ditransaksikan di bursa AS mencatatkan penurunan pada akhir transaksi tadi malam (16/8) di New York. Kondisi itu menyebabkan bursa AS menorehkan penurunan terbesar sejak Juni lalu.

Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 tergerus 1,4% menjadi 1.661,32. Ini merupakan penurunan terbesar sejak 20 Juni lalu.

Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average terjun 1,5% menjadi 15.112,19, yang merupakan level terendah sejak 3 Juli lalu. Pada transaksi tadi malam, terdapat sekitar 6,6 miliar saham yang berpindah tangan. Angka tersebut 4,5% di atas transaksi rata-rata tiga bulanan.

Secara sektoral, sepuluh sektor yang terhimpun dalam indeks S&P 500 memberikan sinyal merah. Adapun sektor yang mengalami penurunan terdalam adalah sektor teknologi dan barang konsumen dengan penurunan lebih dari 1,7%.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi Wall Street. Beberapa di antaranya yakni: Cisco dan Wal Mart yang turun setidaknya 2,6% setelah melaporkan kinerjanya. Selain itu, ada saham Gannett Co yang anjlok 5,1%.

Selain kinerja emiten yang mengecewakan, sentimen lain yang menyebabkan Wall Street muram adalah kian membaiknya data ekonomi yang akan mendorong tingkat yield obligasi semakin tinggi di tengah kecemasan bahwa the Federal Reserve akan memangkas stimulus.

"Dengan lemahnya kinerja, tingginya tingkat suku bunga dan kecemasan geopolitik, aset-aset berisiko seperti saham tidak akan diburu," jelas Jim Russell, senior equity strategist US Bank Wealth Management. Dia menambahkan, data klaim pengangguran AS yang semakin membaik kian memicu kecemasan the Fed akan mengambil langkah pemangkasan nilai stimulus bulan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×