kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indeks sektor properti melemah 15,03% ytd meski banjir stimulus


Rabu, 29 September 2021 / 20:00 WIB
Indeks sektor properti melemah 15,03% ytd meski banjir stimulus
ILUSTRASI. Sektor properti dan real estat menjadi indeks dengan penurunan terbesar kedua sejak awal tahun.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal 2021 sampai perdagangan Rabu (29/9) indeks sektor properti tercatat menjadi salah satu indeks Bursa Efek Indonesia yang turun lebih dalam ketimbang sektor lainnya.

Indeks sektor properti dan real estate terkoreksi sebesar 15,03% secara ytd. Sektor ini menjadi indeks dengan penurunan terbesar kedua sejak awal tahun.

Beberapa saham dengan penurunan cukup dalam seperti PT Propertindo Mulia Investama Tbk (MPRO) yang melemah 57,76% ytd, PT DMS Propertindo Tbk (KOTA) turun 56,21% ytd, PT Trimitra Propertindo Tbk (LAND) terkoreksi 43,18%, PT Fortune Mate Indonesia Tbk (FMII) melemah 37,71% secara ytd, dan PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera Tbk (BBSS) turun 31,37%.

Padahal, sektor properti telah memperoleh guruyan insentif seperti seperti pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk residensial dengan kisaran harga di bawah Rp 5 miliar dan uang muka 0%. Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Johan Trihantoro mengatakan, ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 masih menjadi faktor terjadinya penurunan indeks properti.

Baca Juga: Pasar properti Indonesia dinilai masih menarik bagi investasi pengembang asing

Dia menambahkan, dukungan stimulus properti yang diberikan oleh pemerintah tentunya akan memberikan angin segar. Akan kondisi ketidakpastian ekonomi akibat pandemi turut menekan daya beli masyarakat.

“Hal ini tentunya membuat masyarakat menunda berinvestasi pada sektor properti. Ini akan membebani kinerja industri properti yang selanjutnya akan menekan penjualannya dan mempengaruhi risiko likuiditas perusahaan,” kata Johan kepada Kontan.co.id, Rabu (29/9).

Namun, Johan memandang sektor properti masih memiliki prospek positif sebagai alternatif investasi. Hal ini tidak terlepas dari meningkatnya kebutuhan hunian.

Selain itu, kata Johan, sejumlah stimulus yang diberikan pemerintah melalui insentif PPN, dukungan suku bunga bank, dan program vaksinasi nasional akan memberikan suatu pemulihan ekonomi nasional. Sehingga ia menilai hal tersebut akan menjadi momentum bangkitnya sektor properti.

Baca Juga: Berakhir di atas 6.100 dalam enam hari, IHSG diprediksi lanjut naik pada Oktober

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×