Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham sektor barang konsumen primer (consumer non-cyclicals) masih jadi pilihan yang menarik untuk tahun 2023. Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menyoroti empat saham pilihan di sektor ini.
Keempat saham tersebut adalah PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
Alrich merekomendasikan buy untuk saham UNVR. Target harga bisa dicermati pada area Rp 5.280 - Rp 5.400. Saran Alrich, pertimbangkan stoploss jika turun menyentuh level Rp 4.500 - Rp 4.600.
Rekomendasi buy juga disematkan untuk saham CPIN. Target harga pertama ada di Rp 6.250, target selanjutnya ada di Rp 6.500. Stoploss jika menyentuh level Rp 5.600 - Rp 5.650.
Baca Juga: Pertamina Geothermal Akan Segera IPO, Begini Prospek Bisnis Panas Bumi
Untuk JPFA, rekomendasi Alrich adalah buy on support. Target terdekat di Rp 1.380 - Rp 1.415, dan target selanjutnya pada Rp 1.480 - Rp 1.525. Stoploss jika turun ke bawah level Rp 1.265.
Berikutnya, buy saham INDF dengan target terdekat di Rp 7.000 dan target selanjutnya pada Rp 7.250. Pertimbangkan stoploss jika turun menyentuh area Rp 6.275 - Rp 6.400.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga jadi katalis positif bagi emiten consumer non-cyclicals. Bahkan konsumsi rumah tangga menjadi komponen dengan kontribusi terbesar terhadap perekonomian, yakni 51,87%.
Sepanjang tahun 2022, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,93%. Lebih tinggi dibandingkan level kenaikan 2,02% pada 2021, apalagi ketika konsumsi rumah tangga mengalami minus 2,63% pada tahun 2020.
Baca Juga: Rata-Rata Pendapatan Masyarakat yang Dibelanjakan Menurun pada Awal Tahun 2023
Alrich menyoroti, lonjakan konsumsi rumah tangga sejalan dengan rata-rata Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang cenderung kembali ke level sebelum pandemi covid-19. Rata-rata IKK sepanjang 2022 ada di 119,8, dibandingkan rata-rata IKK pra-pandemi yang ada di 124,5.
Tren inflasi yang relatif terjaga serta mobilitas masyarakat yang telah kembali normal, menjadi faktor penting pemulihan konsumsi.
"Terlebih produk utama dari emiten di sektor ini adalah basic needs yang memang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari," kata Alrich kepada Kontan.co.id, Selasa (7/2).
Alrich menambahkan, tahun politik juga menjadi katalis positif sektor barang konsumsi pada tahun ini. Secara statistik, biasanya terdapat peningkatan konsumsi masyarakat satu tahun sebelum pelaksanaan Pemilu.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham BBNI, SMGR, BRPT, INTP, MMLP untuk Perdagangan Rabu (8/2)
Contohnya pada Pemilu 2019, setahun sebelumnya (2018) terdapat kenaikan rata-rata pengeluaran konsumsi bulanan sebesar 8,51%. Pada tahun ini, ada potensi peningkatan belanja yang signifikan karena Pemilu legislatif dan presiden dilakukan serentak.
"Sehingga sentimen itu memperkuat revenue growth potential secara keseluruhan ke emiten terkait di sektor consumer non-cyclicals," pungkas Alrich.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News