Reporter: Aloysius Brama, Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan indeks emiten BUMN (IDX BUMN20) sejak awal tahun terus menghijau. Sejak awal tahun, indeks IDX BUMN20 menguat 8,83% hingga Jumat (12/4). Kenaikan IDX BUMN20 ini jauh lebih tinggi daripada kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 3,41% dan LQ45 sebesar 2,62% pada periode yang sama.
Menghijaunya indeks BUMN20 tak bisa dilepaskan dari pergerakan dan kinerja positif beberapa BUMN di berbagai sektor, seperti pertambangan. Ada empat BUMN yang meramaikan sektor ini, yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM, anggota indeks Kompas100), PT Bukit Asam Tbk (PTBA, anggota indeks Kompas100), PT Elnusa Tbk (ELSA, anggota indeks Kompas100), dan PT Timah Tbk (TINS, anggota indeks Kompas100).
Bila meninjau laporan keuangan, ANTM memimpin pertumbuhan pendapatan tertinggi dibandingkan tiga emiten pertambangan indeks IDX BUMN20 lainnya. Per 2018, ANTM berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 99,48% secara tahunan, dari Rp 126,53 triliun menjadi Rp 252,41 triliun.
Kemudian, emiten pertambangan dalam indeks IDX BUMN20 dengan pertumbuhan pendapatan terbesar setelah ANTM secara berturut-turut adalah ELSA, TINS, dan PTBA. Pendapatan emiten tersebut masing-masing tumbuh 33,05% secara year on year (yoy), 19,88% yoy, dan 8,71% yoy.
Kinerja tersebut turut memengaruhi pergerakan harga saham pada tahun ini. Secara year to date (ytd), harga saham TINS naik paling besar yakni 74,83%. Disusul oleh ANTM sebesar 15,03% dan ELSA 9,88%. Sebaliknya, saham PTBA menurun 6,28% secara ytd.
Menurut Analis Jasa Utama Capital Chris Apriliony, kenaikan harga saham emiten pertambangan tersebut sesuai dengan kinerja perusahaan yang cukup baik pada tahun lalu. "Perusahaan pertambangan juga mencetak kenaikan laba yang signifikan karena penjualan yang meningkat serta naiknya harga komoditi," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (12/4).
Chris memprediksi, harga saham ANTM masih bakal tumbuh positif. Oleh karena itu, ia merekomendasikan untuk membeli saham ANTM dengan target harga jangka panjang sebesar Rp 1.500. Per Jumat (12/4), harga saham ANTM baru mencapai Rp 880.
Sementara itu, Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan, pergerakan saham emiten sektor pertambangan yang ada dalam IDX BUMN20 agak bervariasi.
Menurut dia, saham ANTM, TINS, dan ELSA masih berprospek positif, tetapi tidak untuk PTBA. Alasannya, harga batubara cenderung menurun cenderung menurun.
Berpendapat serupa, Chris Apriliony juga tidak merekomendasikan saham PTBA. Alasannya, permintaan batubara mulai menurun. "Mengingat juga adanya pembatasan penggunaan batubara di China dan pembatasan ekspor batubara dari pemerintah," ucap dia. Hal diprediksi bakal membuat kinerja perusahaan batubara termasuk PTBA menurun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News