Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sejak menyentuh titik terendah di level 95,31 pada 21 Januari 2011, indeks harga Surat Utang Negara (SUN) berangsur-angsur naik lagi. Indeks yang SUN dibuat Himpunan Pedagang Surat Utang Negara (HPSUN), Senin, (4/4) memperlihatkan indeks mencapai level 101,71. Level ini memang belum mengejar titik tertinggi indeks SUN sepanjang 2011 yang menembus level 108,47 pada tanggal (4/1).
Analis obligasi dari NC Securities I Made Adi Saputra mengungkapkan, tren kenaikan harga SUN masih mungkin terjadi dalam jangka pendek. Hal ini dipengaruhi proyeksi rendahnya inflasi pada April dan Mei. Hanya saja, rekor tertinggi bakal sulit tertembus lagi, apalagi sampai tercipta rekor baru.
"Sekarang kecenderungan inflasi agak terkendali dan nilai tukar rupiah stabil. Harga obligasi pun akan ikut naik. Hanya saja, tidak akan setinggi rekor di Oktober tahun lalu atau di awal Januari kemarin," kata Made kepada KONTAN, Selasa, (5/4).
Menurut Made sejak Februari hingga Maret tahun ini, kenaikan harga SUN bertenor panjang sudah berkisar hingga 6%. Sementara itu, imbal hasil SUN bertenor panjang dalam sebulan sudah turun sebanyak 56 basis poin sedangkan untuk SUN bertenor pendek turun 65 basis poin.
"Ini memperlihatkan investor lebih memilih masuk ke tenor pendek karena harganya tidak sefluktuatif tenor panjang," kata Made seraya menambahkan dana asing yang masuk ke SUN terus meningkat. Sekadar perbandingan, dari Januari ke Februari, dana asing yang masuk ke SUN sebesar Rp 6 triliun. Namun, pada Februari ke Maret jumlahnya melonjak menjadi RP 11 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News