kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   -23.000   -1,19%
  • USD/IDR 16.520   0,00   0,00%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Indeks Hang Seng catat pergerakan paling tinggi selama kuartal I


Kamis, 12 April 2018 / 00:31 WIB
Indeks Hang Seng catat pergerakan paling tinggi selama kuartal I
ILUSTRASI. Bursa Asia - Hang Seng Index


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ramainya perdagangan indeks pasar global, indeks Hang Seng, Hong Kong berhasil mencatatkan volatilitas paling tinggi. Selama kuartal I kemarin, pergerakannya bahkan telah mengalahkan indeks Dow Jones Industrial Average, Amerika Serikat (AS) dan indeks DAX Frankfrut.

Ariston Tjandra, Kepala Riset Monex Investindo Futures mengungkapkan pergerakan indeks Hang Seng rata-rata mencapai 574,55 poin.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017 kenaikannya telah mencapai 53%. Jumlah tersebut juga jauh lebih tinggi dari pergerakan rata-rata sepanjang tahun 2017 lalu yang hanya berada di kisaran 270,65 poin.

“Jika memiliki karakter risk taker maka indeks dengan volatilitas tinggi seperti Hang Seng atau Dow Jones akan menarik untuk ditransaksikan,” terangnya kepada Kontan.co.id, Rabu (11/4).

Sementara itu sebaliknya investor yang tidak suka mengambil risiko akan cenderung memperdagangkan indeks Kospi dengan tingkat volatilitas rendah. Sepanjang kuartal I saja rata-rata pergerakannya hanya 3,8 poin.

Menurut Ariston ada banyak faktor yang mempengaruhi pergerakan indeks. Di antaranya seperti kondisi ekonomi suatu negara, stabilitas politik, kebijakan-kebijakan pemerintah, kebijakan moneter, hingga isu maupun laporan laba/rugi dari perusahaan-perusahaan besar.

Namun untuk saat ini ia melihat setelah mencapai posisi puncaknya pada akhir Januari lalu, trend indeks saat ini tengah berada dalam fase koreksi turun. Kecemasan pelaku pasar akan kemungkinan terjadinya perang dagang AS-China menjadi salah satu faktor yang menekan indeks dua bulan terakhir.

“Arah pergerakan selanjutnya akan ditentukan mereda atau meningkatnya kemungkinan terjadinya perang dagang,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×