Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat menguat di perdagangan siang, indeks dolar turun pada malam ini. Kamis (16/6) pukul 23.05 WIB indeks dolar terjun ke 103,95 dari posisi kemarin 105,16.
Indeks dolar melemah dalam dua hari terakhir setelah menyentuh level tertinggi tahunan 105,52 pada Selasa (14/6) sebelum keputusan suku bunga Federal Reserve.
Rabu (15/6) malam, The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) 75 basis points (bps). Ini adalah kenaikan suku bunga terbesar sejak 1994.
Baca Juga: Kurs Rupiah Bisa Kembali Melemah Besok, Jumat (17/6)
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan Indeks dolar AS pada hari Rabu turun 0,41% dan membukukan kerugian moderat. Penurunan imbal hasil obligasi pada hari Rabu juga melemahkan dolar. Data ekonomi AS yang lebih lemah dari yang diperkirakan pada hari Rabu pada penjualan ritel Mei dan survei manufaktur Jun Empire menjadi sinyal bearish untuk dolar.
"Dolar melemah setelah FOMC menaikkan kisaran target suku bunga FFR sebesar 75 bps. Tetapi Gubernur The Fed Jerome Powell menurunkan ekspektasi untuk kenaikan suku bunga yang lebih agresif saat dia mengatakan langkah kebijakan berikutnya oleh FOMC pada pertemuan Juli akan menjadi 50 bps atau 75 bps," ucap Sutopo kepada Kontan.co.id, Kamis (16/6).
Baca Juga: Indeks Dolar Menguat, Rupiah Mewaspadai Level Rp 15.000 per Dolar AS
Sutopo mengatakan secara luas dolar AS tetap kuat dan terlalu mahal sehingga berpotensi koreksi. Hal ini akan menguntungkan mata uang negara berkembang untuk beberapa waktu.
Selain itu, kenaikan suku bunga sudah diperkirakan dari awal, sehingga bukan merupakan kejutan lagi. Pasar sudah merespons dari lima hari yang lalu dengan penguatan dolar berturut-turut.
Sutopo memproyeksikan indeks dolar bisa ke 107 dengan support penting di angka 100. Sementara rupiah berpotensi bergerak ke posisi dekat Rp 14.750. Jika penguatan dolar berlanjut, rupiah kemungkinan bisa melemah ke Rp 15.000 per dolar AS. Hari ini, kurs rupiah spot berada di Rp 14.768 per dolar AS.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,62% pada Kamis (16/6) Setelah The Fed Mengerek Suku Bunga
Menurut Sutopo, pergerakan rupiah selanjutnya akan tergantung pada data ekonomi yang masuk dan menjadi input bagi Bank Indonesia (BI) untuk memutuskan kebijakan suku bunga pada 23 Juni mendatang. BI diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan 25 bps pada pekan depan. Jika benar, pergerakan rupiah akan berada di antara Rp 14.500 per dolar AS–Rp 15.000 per dolar AS.
"Penguatan rupiah ke Rp 14.500 juga ideal untuk menahan dolar. Jika pelemahan rupiah di atas Rp 15.000 kemungkinan BI akan bertindak," ucap Sutopo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News