Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi mata uang poundsterling (GBP) dan euro (EUR) diprediksi akan menarik di tahun 2023 di tengah melemahnya indeks dolar Amerika Serikat (AS). Rabu (12/4) pukul 22.07 WIB, indeks dolar melemah 0,49% ke 101,70. Indeks dolar melemah 1,72% sejak awal tahun.
Sementara USD/IDR terkoreksi sekitar 4,45% sejak awal tahun ke level 14.877 per dolar AS per hari ini, Rabu (12/4).
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, penurunan indeks dolar AS disebabkan oleh komentar dovish dari pejabat The Fed pada Selasa (11/4).
“Komentar dari Presiden Fed Chicago Austan D Goolsbee dan Presiden Fed New York John C Williams kemarin membebani dolar AS,” ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Rabu (12/4).
Baca Juga: Mata Uang Pilihan Saat Pamor Dolar AS Turun
Pelemahan indeks dolar AS juga dipengaruhi oleh penguatan euro setelah kepercayaan investor di Zona Euro naik lebih dari yang diperkirakan. Goolsbee, kata Sutopo, memaparkan bahwa The Fed harus mengumpulkan data lebih lanjut dan berhati-hati dalam menaikkan suku bunga terlalu agresif sampai The Fed bisa melihat berapa banyak upaya yang dilakukan untuk hambatan dari gejolak perbankan.
“Sementara, Williams mengatakan bahwa kebijakan moneter berada dalam batasan dan jika inflasi AS turun, maka The Fed perlu menurunkan suku bunga,” kata dia.
Sutopo mengatakan, indeks dolar AS hari ini masih bertahan di sekitar 102,1 karena investor masih hati-hati menunggu laporan inflasi utama AS yang dapat mempengaruhi keputusan suku bunga Federal Reserve pada bulan Mei.
“Pasar memperkirakan peluang bahwa The Fed setidaknya akan memberikan kenaikan suku bunga 25 basis poin lagi bulan depan,” kata dia.
Baca Juga: Simak Proyeksi Rupiah untuk Perdagangan Kamis (13/4)
Sutopo melihat, rupiah diperkirakan akan diperdagangkan pada Rp 15.579,37 per dolar AS pada akhir kuartal pertama 2023 dan diperkirakan akan diperdagangkan pada Rp 15.990,21 per dolar AS di akhir tahun 2023.
“Penguatan rupiah masih dipicu oleh pelemahan dolar AS karena imbal hasil obligasi AS yang masih turun akibat peralihan pada aset lindung nilai surat utang,” ungkap dia.
Dengan volatilitas indeks dolar AS tersebut, Sutopo melihat euro dan poundsterling akan menjadi mata uang yang paling diuntungkan dalam waktu dekat.
“Setidaknya pada bulan kedua dan ketiga kuartal kedua 2023 kemungkinan dolar AS akan bangkit kembali. Sehingga, dalam jangka menengah, dolar AS masih perkasa,” tutur dia.
Sutopo memperkirakan GBP/IDR akan berada di level Rp 18.450–Rp 18.550 hingga kuartal pertama 2023. Sementara, EUR/IDR akan berada di level Rp 16.200–Rp 16.300 hingga kuartal pertama 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News