Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbas perang dagang antara Amerika Serikat dan China membawa berkah bagi perusahaan kertas seperti PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP). Sebab, perang dagang ini justru menyebabkan harga pulp atau bubur kertas semakin melambung.
Direktur INKP Suhendra Wiriadinata menyebut, saat ini, China kekurangan bahan baku untuk kertas industri karena perang dagang dengan AS. Sebelumnya, China mengandalkan impor kertas bekas sebagai bahan baku utama pembuatan kertas industri dari Amerika dan Eropa.
"Karena perang dagang ini China kekurangan pasokan kertas bekas untuk bahan baku, konsekuensi kekurangan itu harus mereka tutupi dengan pulp," ujar Suhendra, Rabu (27/6).
Suhendra menyebut, saat ini, China menjadi salah satu pasar ekspor terbesar INKP di Asia. Porsi penjualan ekspor INKP ke Asia mencapai 71% pada kuartal I-2018.
Meski melihat potensi penjualan pulp yang terus meningkat dan menemukan potensi pasar baru, pelan-pelan, INKP memperluas lini bisnis kertas industri dan kemasan. Perseroan berencana membangun pabrik pembuatan produk kemasan untuk industri di Karawang, Jawa Barat.
Suhendra bilang, potensi pasarnya masih cukup besar. Terlebih, Indonesia lebih kompetitif dari sisi bahan baku daripada produsen yang ada di China. Sebab, walaupun masih perlu mengimpor bahan baku kertas bekas dari Amerika dan Eropa, Indonesia masih memiliki sumber bahan baku pulp sendiri.
Dengan memanfaatkan kekurangan bahan baku di China, Suhendra bilang, INKP bisa menjual produk lebih murah ke pasar China atau negara lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News