Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) mengalokasikan capital expenditure (capex) sebesar US$ 230 juta tahun ini.
Presiden Direktur dan CEO INCO Tony Wenas mengungkapkan, sebagian besar dari capex akan digunakan untuk peningkatan produksi dari 73.000 metrik ton per tahun menjadi 90.000 metrik ton.
"Untuk peningkatan tersebut, kami menganggarkan dana sekitar US$ 130 juta," kata Tony, Rabu, (14/4).
INCO bakal melakukan beberapa langkah untuk menaikkan kapasitas produksi menjadi 90.000 metrik ton/tahun melalui ekspansi brownfield. Pertama, lewat rencana optimalisasi produksi pemrosesan di Soroako. Termasuk peningkatan kerja furnace yang dimulai akhir 2012.
Kedua, optimalisasi metode penambangan bijih nikel dengan cara agresif. Melalui cara ini, Tony mengatakan akan dilakukan aktivitas penambangan di beberapa daerah secara bersamaan.
"Program ini akan memberi dampak positif bagi masyarakat wilayah kontrak karya di tiga provinsi karena pembukaan lahan tambang baru akan diikuti langsung dengan pemrosesan bijih nikel di pabrik Sorowako," papar Tony.
Perseroan juga tengah mempelajari kelayakan pembangunan fasilitas pemrosesan tambahan di Sorowako untuk mencapai peningkatan kapasitas produksi lebih dari 90.000 metrik ton per tahun.
"Kami memperkirakan target peningkatan kapasitas produksi ini bisa tercapai pada tahun 2014-2015," pungkas Tony.
Selain untuk upaya peningkatan produksi, INCO menggunakan capex tahun ini untuk melanjutkan proyek PLTA Karebbe. Alokasi capex untuk proyek yang diperkirakan rampung awal Agustus 2011 ini sebesar US$ 100 juta.
"Sumber pendanaan capex INCO tahun ini berasal dari kas internal dan pinjaman perbankan yang sudah kami dapat. Tahun ini, kami tidak akan mengambil pinjaman baru," kata Direktur Keuangan INCO Fabio Bechara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News