Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (PMHMETD) alias rights issue oleh PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) diproyeksikan akan mendongkrak kinerjanya.
Berdasarkan keterbukaan informasi, WIFI berencana untuk menerbitkan maksimal 2,94 miliar saham dengan nominal Rp 100. Ini setara dengan 55,56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Setiap pemegang empat saham lama WIFI berhak atas lima HMETD. Dimana satu HMETD memberikan hak kepada pemegang sahamnya untuk membeli satu saham baru.
Head Of Research Kiwoom Sekuritas Liza C. Suryanata bilang secara umum, rights issue tetap memiliki daya tarik tersendiri bagi investor, terutama jika digunakan untuk tujuan yang jelas dan prospektif seperti ekspansi bisnis, pelunasan utang, atau penguatan struktur modal.
Baca Juga: Solusi Sinergi Digital (WIFI) Optimistis Bisa Menangi Lelang Spektrum 1,4 Ghz
Namun, minat pasar terhadap rights issue sangat tergantung pada tiga hal utama adalah Kinerja dan prospek emiten, tujuan penggunaan dana dan harga pelaksanaan yang ditawarkan.
Liza mencermati dana hasil rights issue akan digunakan untuk pembangunan jaringan FTTH ke 5 juta homepass di Pulau Jawa, yang sejalan dengan meningkatnya kebutuhan internet cepat dan murah.
"Kolaborasi dengan ratusan ISP lokal serta dukungan mitra global seperti NTT East menambah kredibilitas dan potensi keberhasilan proyek ini,” jelasnya, Rabu (9/7).
Namun jika melihat dari sisi pertumbuhan dan ekspansi, Liza menyebut WIFI bisa menjadi menarik bagi investor yang memiliki profil risiko investasi moderat hingga agresif.
Dia merekomendasikan untuk mencermati rights issue yang digunakan untuk ekspansi produktif dan memperkuat fundamental perusahaan, bukan sekadar pelunasan utang jangka pendek. Untuk investor ritel, penting untuk mengevaluasi potensi dilusi.
Sekadar mengingatkan, bagi investor yang tidak ikut menebus HMETD berisiko terdilusi hingga 55,56%. Artinya lebih dari separuh porsi kepemilikannya bisa hilang.
Reza Priyambada, Direktur Reliance Sekuritas Indonesia menilai sksi korporasi yang dilakukan oleh WIFI pada dasarnya untuk memenuhi kegiatan operasionalnya.
"Diharapkan aksi korporasi tersebut dapat memenuhi target mereka sehingga pengembangan pun dapat dilakukan,” ucapnya.
Pengamat Pasar Modal & Founder StockNow.id Hendra Wardana mencermati secara fundamental, pertumbuhan pendapatan dan laba bersih WIFI menjadi salah satu yang paling tinggi di sektornya.
Pendapatan WIFI naik 65,7% secara tahunan atau Year on Year (YoY) menjadi Rp232 miliar. Dari sisi bottom line, laba bersih melonjak 182,2% YoY menjadi Rp 83 miliar.
Baca Juga: Solusi Sinergi Digital (WIFI) Gelar Right Issue senilai Rp5,89 Triliun,Ini Jadwalnya
Net profit margin WIFI tercatat di 35,6%, atau lima kali lebih tinggi dari rerata industri 6,8%. Return on Equity WIFI berada di level 27%, ini di atas rata-rata industri yang hanya 5,7%.
Hendra menyebut aksi rights issue ini dapat mendorong pertumbuhan kinerja WIFI seiring dengan rencana ekspansi strategis yang telah disiapkan.
Dia merekomendasikan speculative buy WIFI dengan target harga di Rp 2.440. Pada perdagangan Rabu (9/7) pukul 13:45 WIB, WIFI parkir di level Rp 2.010 per saham.
Selanjutnya: Backup Chat di Aplikasi Instagram 2025, Tips Aman Menyimpan DM Sebelum Terhapus
Menarik Dibaca: Backup Chat di Aplikasi Instagram 2025, Tips Aman Menyimpan DM Sebelum Terhapus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News