kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

INAF bakal jadi BUMN Alkes terbesar, tak lagi tergantung bisnis obat


Selasa, 21 April 2020 / 13:55 WIB
INAF bakal jadi BUMN Alkes terbesar, tak lagi tergantung bisnis obat
ILUSTRASI. RUPS Indofarma


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Indofarma Tbk (INAF) akan mengubah portofolio bisnis dengan menjadi BUMN Alat Kesehatan (Alkes). Saat ini kontirbusi bisnis perusahaan sebesar 85% masih didominasi dengan bisnis farmasi atau penjualan obat. Sedangkan alat kesehatan (Alkes) baru mencapai 15%.

Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengungkapkan, secara bertahap bisnis INAF khususnya untuk farmasi akan diselaraskan dengan bisnis KAEF. "Kami akan melepas bisnis obat yang overlapping dengan PT Kimia Farma Tbk (KAEF), kami secara bertahap akan besarkan Alkes untuk menjadi BUMN Alkes," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI, Selasa (21/4).

Baca Juga: Sektor farmasi melejit, pilih investasi atau trading?

Dia mengatakan, dalam roadmap menjadi BUMN Alkes, INAF akan memproduksi produk medis sekali pakai, misalnya jarum suntik, benang bedah, peralatan infus. Saat ini produk ini baru mencapai lokal konten 40%. Lalu, produk electro medical device atau produk yang tengah diproduksi adalah alat untuk cuci darah dan akan memproduksi ventilator.

"Untuk ventilator kami akan produksi dari hulu sampai hilir, nanti pantennya dari Universitas Indonesia," imbuh Arief.

Kemudian, pihaknya juga akan produksi rapid test kehamilan, demam berdarah, HIV, dan korona. Tak hanya itu, dengan merebaknya virus korona, Arief mengatakan, pihaknya juga akan memproduksi secara massal alat pelindung diri (APD) untuk paramedis. "Sejauh ini kami sudah produksi bekerjasam dengan UKM Garmen, sudah memenuhi syarat medical dan izin edar," ujarnya.

Dengan roadmap itu, Arief menaksir bahwa tahun 2024 kontribusi Alkes kepada pendapatan perusahaan sudah mencapai 50% atau sama dengan kontribusi bisnis obat. "Sekarang tahun 2019 semoga bisa untung dan 2020 juga untung," terangnya.

Baca Juga: Indofarma (INAF) carter pesawat Garuda untuk jemput bahan baku obat Covid

Adapun pendapatan tahun 2019 mencapai Rp 1,3 triliun dengan laba bersih Rp 7,5 miliar, sedangkan tahun 2020 pendapatan Rp 1,6 miliar dengan laba bersih Rp 13 miliar. "Dari perusahaan rugi menjadi perusahaan dengan performance untung," tutur Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×