kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Impor baja akan dibatasi, angin segar bagi emiten sektor baja


Selasa, 31 Juli 2018 / 21:54 WIB
Impor baja akan dibatasi, angin segar bagi emiten sektor baja
ILUSTRASI. Suasana pabrik Krakatau Steel


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah menggodok berbagai upaya untuk menahan potensi limpahan impor ke dalam negeri akibat efek perang dagang. Termasuk produk baja impor. Salah satu caranya lewat strategi hambatan non tarif atau non tariff barriers.

Masuknya produk baja impor tentu berimbas pada kinerja emiten-emiten logam seperti PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST), PT Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON) dan PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA).

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan kebijakan non tarif barrier yang akan dikeluarkan pemerintah bertujuan untuk melindungi produk-produk industri dalam negeri. "Karena mengingat tingkat ekspor kita lebih kecil dari impor, maka kebijakan ini secara otomatis wajib dilakukan oleh pemerintah untuk mengantisipasi tidak terjadi defisit terhadap neraca perdagangan," ungkapnya, Selasa (31/7).

Nafan mengatakan, karena barang-barang seperti baja, komoditas, pangan dan elektronik sudah bisa diproduksi di dalam negeri, maka kebijakan untuk mengurangi impor perlu dilakukan. "Asalkan para pengusaha lokal mampu menjaga kualitas produknya sehingga mampu bersaing di pasar dalam negeri," jelasnya.

Mengenai saham emiten-emiten baja, Nafan merekomendasikan buy saham KRAS dengan target harga pada jangka panjang di level Rp 755 per saham. Selasa (31/7), harga saham KRAS tercatat Rp 410 per saham atau turun 10,87% dari hari sebelumnya.

Ia juga merekomendasikan buy saham BTON. "Selama pergerakan harganya bertahan di atas level 252, maka bisa buy dengan target jangka pendek hingga menengah di level Rp 344 per saham," kata Nafan. Harga saham BTON pada Selasa (31/7), naik 2,16% ke level Rp 284 per saham

Sedangkan untuk BAJA dan GDST, Nafan menganjurkan wait and see karena secara teknikal pergerakan sahamnya masih belum baik.

Direktur Pemasaran KRAS Purwono Widodo mengatakan rencana kebijakan non tariff barriers untuk mengurangi impor akan menjadi sentimen positif bagi KRAS. "Ini akan sangat membantu KRAS karena akan mengurangi impor baja yang terindikasi circumvention seperti baja paduan dari China," jelasnya, Selasa (31/7).

Purwono bilang, selama ini ada peningkatan impor baja dengan harga murah berupa baja paduan yang terindikasi circumvention sehingga terjadi unfair trade atau merusak harga pasar domestik.

Pencegahannya tidak bisa dengan cara-cara biasa karena mereka menggunakan celah-celah aturan yang ada. "Nah, kalau ada kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mencegah atau mengurangi impor tersebut tentu sangat membantu KRAS dan industri baja domestik," imbuhnya.

Menurutnya, imbas dari kebijakan ini akan membuat volume impor baja yang dijual KRAS akan berkurang dan diharapkan harga baja di pasar domestik akan kembali normal. "Ya, kalau impor baja paduan murah berkurang, maka KRAS dapat memaksimalkan utilisasi kapasitas produksi baja di dalam negeri. Kalaupun masih kurang, maka kami akan gunakan impor yang fair sehingga tidak merusak harga pasar domestik," terang Purwono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×