Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan akan bergerak naik pada perdagangan Rabu (18/7). Hal ini disokong oleh potensi pelemahan rupiah dan kenaikan imbal hasil US Treasury.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail menyampaikan, imbal hasil US Treasury jangka menengah (10 tahun) dan jangka panjang (30 tahun) pada Selasa malam masing-masing bergerak naik sebesar 1 bps ke level 2,87% dan 2,97%. "Kenaikan tersebut disebabkan pernyataan Jerome Powell selaku Ketua The Fed yang bernada hawkish di hadapan senat AS," katanya dalam riset hari ini.
Di sisi lain, pergerakan harga minyak dan gas alam dunia menahan kenaikan imbal hasil US Treasury. Harga minyak West Texas Intermediate dan gas alam masing-masing bergerak turun pada Selasa malam. Harga minyak turun 0,37% (US$ 67,01 per barel) sedangkan harga gas alam turun 0,10% (US$ 2,74 per MBBtu.
Penurunan tersebut masih disebabkan dampak dari diperbolehkannya untuk mengimpor minyak dari Iran sebelum sanksi penuh ditetapkan oleh AS kepada negara tersebut.
Dari situ, Mikail memproyeksikan imbal hasil SUN akan bergerak naik pada hari ini seiring peluang melemahnya rupiah dan dampak kenaikan imbal hasil US Treasury. Ia memprediksi, imbal hasil SUN seri acuan 10 tahun akan bergerak di kisaran 7,58%-7,60% pada perdagangan hari ini.
Adapun seri obligasi yang ia rekomendasikan hari ini antara lain FR0064, FR0075, FR0071, FR0067, dan FR0065.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News