Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
TOKYO. Dollar Australia (Aussie) turun dari dekat level tertinggi sepekan terhadap dollar AS. Ini terjadi seiring naiknya imbal hasil obligasi AS, kemarin, sehingga mengurangi keuntungan imbal hasil aset negara Pasifik Selatan.
Penguatan Aussie terhadap yen yang berlangsung dua hari terakhir juga tertahan setelah laporan swasta menunjukkan kepercayaan konsumen Australia memburuk ke level terendah dalam dua tahun.
Sementara, dollar Selandia Baru (dollar Kiwi) juga melemah terhadap semua mata uang utama dunia. Pelemahan ini dipicu kegagalan pejabat Uni Eropa memecahkan kebuntuan terkait rencana bantuan baru untuk Yunani. Sentimen ini mengurangi minat investor atas aset yang berimbal hasil lebih tinggi.
Aussie melemah ke posisi US$ 1,0671 pada pukul 12.00 di Sydney, dari level US$ 1,0685 di New York, kemarin. Sementara terhadap yen, aussie merosot ke 85,83 yen, dari sebelumnya 86,00 yen. Adapun, dollar Kiwi terhadap dollar AS turun dari 81,81 cent menjadi 81,63 cent.
Analis mata uang dari Commonwealth Bank of Australia Joseph Capurso menyebut, kenaikan imbal hasil obligasi AS semalam menyebabkan mata uang lainnya kurang menarik. "Tak akan mengejutkan jika mendapati Aussie dan Kiwi dalam masa konsolidasi," ujarnya.
Data Bloomberg Bond Trader menunjukkan, kemarin, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik 11 basis poin, atau 0,11% menjadi 3,10%. Dibandingkan imbal hasil obligasi Australia bertenor 10 tahun yang sekitar 2,09%, setidaknya sejak April.
Sementara, suku bunga acuan Australia di 4,75%, dan Selandia Baru di 2,5%, dibandingkan dengan suku bunga AS dan Jepang yang mendekati 0%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News