kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG Tumbang, Intip Deretan Saham-Saham Big Caps dengan Valuasi Murah


Kamis, 05 Januari 2023 / 18:31 WIB
IHSG Tumbang, Intip Deretan Saham-Saham Big Caps dengan Valuasi Murah
ILUSTRASI. Sejumlah saham dengan kapitalisasi besar alias big caps turut terkoreksi seiring dengan pelemahan IHSG. KONTAN/Baihaki/


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham dengan kapitalisasi besar alias big caps turut terkoreksi seiring dengan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Saham perbankan besar alias big 4 kompak terkoreksi hari ini (5/1).

Pun begitu dengan saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang melemah 1,31%, saham PT Astra International Tbk (ASII) melemah 5,29%, dan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melemah hingga 6,06%.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian juga menilai ADRO saat ini digelayuti sentimen negatif, yakni berupa turunnya harga komoditas energi, termasuk batubara. China berencana untuk mendorong produksi massal di negaranya, sehingga mengurangi porsi impor batubara. Eropa juga saat ini sedang kelebihan pasokan gas, sehingga tidak memerlukan batubara di tengah musim dingin yang tidak sedingin perkiraan.

Baca Juga: IHSG Ditutup Anjlok 2,34% ke 6.653 Kamis (5/1), MIKA, CPIN, AMRT Top Gainers LQ45

Di sisi lain, saham perbankan big 4  masih menarik untuk dicermati, terlebih di tengah tren pemulihan ekonomi yang masih terus berlanjut. Tumbuhnya perekonomian diproyeksi akan memacu pertumbuhan kredit. EMiten-emiten perbankan besar juga memiliki fundamental yang solid. ”Selain itu, kenaikan suku bunga akan menguntungkan emiten-emiten tersebut, di tengah meningakatnya margin bunga bersih bank,” kata Fajar.

Saham-saham perbankan juga punya valuasi murah. Menurut Analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian, secara rasio harga, price to earnings (PER) saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) relatif murah dibandingkan PER sektor keuangan sebesar 15,88 kali.

PER BBRI tercatat hanya 13,71 kali, BMRI sebesar 11,3 kali,  dan PER saham BBNI sebesar 9,28 kali. Sehingga, ketiga saham tersebut dapat diperhatikan oleh investor.

Saham ADRO juga masih dapat diperhatikan seiring dengan valuasi yang murah. Saham ADRO diperdagangkan dengan PER sebesar 2,73 kali dan PBV sebesar 1,19 kali. Angka PER dan PBV saham ADRO ini relatif lebih rendah dari PER dan PBV sektor energi per November 2022 yakni 6,49 kali dan 1,34 kali.

Terakhir, saham ASII juga masih dapat dicermati, karena memiliki PER sebesar 7,39 kali, relatif lebih rendah dibandingkan PER sektor industri sebesar 10,67 kali.

Head of Investment PT Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe menilai, diantara jajaran saham-saham big caps, saham TLKM dan ASII dinilai masih murah, terutama saham TLKM yang sudah turun banyak akibat sentimen PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Baca Juga: IHSG Ditutup Anjlok 2,34% ke 6.653 Kamis (5/1), MIKA, CPIN, AMRT Top Gainers LQ45

Investor bisa melalukan cicil beli saham ASII dan TLKM jika IHSG sudah menyentuh level 6.500. Menurut Kiswoyo, level ini meruapakan level psikologis serta level support kuat IHSG saat ini.

Valuasi saham perbankan besar juga sebenarnya masih belum mahal. Prospek perbankan ditopang oleh  pertumbuhan ekonomi. Sehingga, emiten besar perbankan masih akan berpotensi menccetak profit yang tinggi.

“Kalau Bank Indonesia (BI) mennaikkan suku bunga harusnya tidak masalah karena bunga yang pertama dinaikkan (oleh bank) adalah bunga kredit. Sehingga membuat keuntungan makin besar,” kata Kisowoyo.

Sementara itu, prospek ADRO sangat tergantung dari kondisi perekonomian China. Jika perekonomian China mulai membaik, pasar akan mencermati pasokan komoditas di negara tersebut. 
Selain itu, boikot Rusia yang dilakukan oleh sejumlah negara juga akan berdampak ke harga komoditas, khususnya batubara.  Sehingga, Kiswoyo menyarankan wait and see terhadap saham-saham komoditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×