Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Adi Wikanto
Potensi saham yang naik harga
Salah satu cara mengidentifikasi potensi saham yang akan mencetak kenaikan harga tinggi adalah dari sisi akumulasi. Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, semakin besar akumulasi maka semakin besar potensi saham tersebut untuk menjadi bagger.
Tentunya setelah proses akumulasi selesai, saham akan mengalami yang namanya markup, yang mana sama dengan kondisi saham ketika sudah uptrend. Kata William, salah satu kondisi uptrend yang terbaik secara teknikal adalah candlestick yang solid menguat di atas indikator MA5 dan MA20, dengan volume harian yang meningkat.
“Perlu dipahami bahwa saham-saham multibagger tidak selalu saham yang naik dengan alasan, namun kalau ciri-ciri yang saya sebutkan tadi terpenuhi, maka potensi untuk mencapai bagger bisa tercapai,” terang William kepada Kontan.co.id, Kamis (7/4).
Menurut William, sektor yang bisa diperhatikan saat ini adalah dari sektor infrastruktur. Selain itu, indeks IDX noncyclical bisa menjadi pilihan juga. William menilai indeks ini memiliki saham-saham yang menarik dan berpotensi bagger. Sementara itu, saham komoditas sudah banyak yang bagger sejak tahun lalu. “Justru sekarang lebih riskan kalau baru masuk,” sambung William.
Senada, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti menilai, secara jangka pendek hingga menengah saham-saham tambang berpeluang masih akan naik, meskipun memang tidak akan sebesar sebelumnya. Sebab, secara fundamental, Desy melihat pergerakan harga komoditas akan beriringan dengan seberapa lama konflik Rusia dan Ukraina berlangsung, yang menjadi sentimen penggerak pasar.
Berkaca dari tahun lalu saat krisis energi melanda sejumlah negara, harga komoditas melonjak dan berangsur turun ketika ada intervensi pemerintah China untuk mendorong produksi. Meskipun turun, harga masih terbilang menarik karena berada di atas rata-rata tahunan sebab masih didukung dengan sentimen musim dingin yang berlangsung.
Namun, saat ini ceritanya agak berbeda. “Ketika konflik berakhir juga menandakan berakhirnya harga komoditas. Apalagi outlook inflasi global yang cenderung naik imbas konflik tersebut tidak akan terus dipertahankan menguat sebab menyengsarakan banyak negara pengimpor komoditas,” terang Desy.
Selain saham tambang, Desy juga melihat saham perbankan yang berjalan sesuai dengan pergerakan ekonomi, akan terdorong oleh momentum pemulihan ekonomi yang saat ini tengah melaju.
Perbankan dinilai menjadi pintu awal ketika ekonomi membaik, dimana penyaluran kredit tumbuh dan perputaran aktivitas bisnis dapat berjalan dengan baik. Selanjutnya, saham yang berwawasan lingkungan, sosial dan tata kelola yang baik dinilai prospektif secara jangka panjang sejalan dengan program pemerintah yakni net zero emission.
Berikut saham pilihan Dessy yang berpotensi mencatatkan kenaikan harga secara pesat:
- Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan target harga Rp 30.870
- Saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target harga Rp 3.994
- Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan target harga Rp 9.140
- Saham PT CIMB Niaga Tbk (BNGA) dengan target harga Rp 1.314
- Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan target harga Rp 9.131.
Itulah prediksi saham yang berpotensi mengalami kenaikan harga ketika IHSG dalam tren naik. Ingat, disclaimer on, rekomendasi ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Risiko investasi terkait rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News