kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

IHSG tetap akan positif di tengah sentimen ekonomi AS dan pemilu


Rabu, 27 Maret 2019 / 15:51 WIB
IHSG tetap akan positif di tengah sentimen ekonomi AS dan pemilu


Reporter: Aldo Fernando | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, efek inverted yield curve US Treasury tidak begitu signifikan bagi Indonesia. Namun, hal tersebut menjadi sentimen eksternal global yang membuat investor cenderung mengambil langkah aman.

Inverted yield curve terjadi ketika investor melihat adanya penurunan suku bunga hingga medium to long sehingga investor beramai-ramai membeli obligasi tenor panjang yang memiliki bunga lebih besar dari suku bunga saat ini,” jelas Lanjar kepada Kontan.co.id, Senin (25/3).

Peningkatan permintaan atas obligasi bertenor panjang mengakibatkan harga obligasi tersebut naik. Jika harga naik mendekati harga premium, yield obligasi tersebut menurun. Hal tersebut yang menjadi indikasi sinyal resesi di AS.

Kejadian inversi yield ini pernah terjadi di AS pada 2007. Pada waktu itu, yield obligasi 10 tahun turun ke level terendah sehingga investor beramai-ramai mencari instrumen yang lebih aman pada posisi jangka panjang.

“Kepercayaan investor saat ini pun mirip seperti 2007, di mana sikap dovish the Fed pada suku bunganya mengancam pertumbuhan inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat,” kata Lanjar.

Lanjar menjelaskan, pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat yang terjadi pada AS merupakan sinyal negatif.

“Ini melihat kondisi ekonomi AS saat ini telah mencapai puncaknya setelah mengalami resesi 2008 silam. Ekonomi yang mencapai puncaknya memberikan arti resesi akan segera datang,” ujar Lanjar.

Dampak ke IHSG

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menilai, dampak inversi kurva yield US Treasury hanya bersifat temporer, yakni di tanggal 25 Maret ketika IHSG melemah signifikan. Pelemahan IHSG tersebut, kata Vakdy, kemudian diikuti oleh rebound, Selasa (26/3).

"Sebab, indikator resesi bukan hanya dari inversi tersebut. Masih ada data-data lainnya, misalnya inflasi, pengangguran, suku bunga, dan lain-lain. Sehingga di tanggal 26, investor kembali rasional," jelas Valdy kepada Kontan.co.id, Rabu (27/3).



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×