Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menutup perdagangan pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,35% atau 21,12 poin ke level 6.207. Adapun kalau dalam sepekan kinerja IHSG tertekan yakni minus 0,72%. Sejumlah analis menilai koreksinya IHSG pada pekan ini karena aksi profit taking.
Analis Royal Investium Sekuritas Wijen Pontus menjelaskan koreksinya IHSG paling dominan karena aksi profit taking.
“Selain itu, kalau bicara sentimen The Fed sudah tidak besar dampaknya karena pemangkasan suku bunga sudah diekspektasikan sejak pertengahan tahun,” jelasnya kepada Kontan.co.id saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (1/11).
Wijen menjelaskan aksi profit taking adalah hal yang sangat wajar sebab semenjak pengumuman Jokowi terpilih lagi sebagai presiden dan pelantikan kabinet Indonesia Maju, IHSG sudah naik signifikan. Sejak itu IHSG belum ada koreksi signifikan lagi.
Baca Juga: IHSG melemah 0,34% ke 6.207 di akhir perdagangan Jumat (1/11)
Selain itu, menurut Wijen pasar juga diwarnai hasil pertumbuhan pendapatan dan laba di emiten kuartal III 2019 yang rata-rata kurang baik kalau dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, Wijen tidak menampik kalau dibandingkan dengan periode kuartalan memang masih banyak yang kinerjanya bagus.
Wijen menilai kinerja emiten di sektor perbankan ga begitu bagus. Tentunya hal Ini jadi sentimen tambahan yang membuat investor jadi profit taking.
Wijen memproyeksikan IHSG tidak bakal merosot lagi ke bawah level 5.900. “Paling hanya turun terbatas ke 6.100-6.150 dan akan kembali rebound lagi,” ujarnya.
Wijen melihat koreksi ini akan berlangsung satu sampai dua minggu ke depan, selanjutnya akan naik terus hingga akhir tahun.
Adapun rinciannya, pada Senin (4/11) sampai Selasa (5/11) Wijen menjelaskan IHSG akan rebound ke level 6.250-6.280. Kemudian, akan kembali turun sampai akhir pekan menyentuh level 6.150. Adapun menurut Wijen, penurunan IHSG baru akan berhenti di rentang 6.050 – 6.100.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menambahkan koreksi IHSG memang karena profit taking sebab selama dua minggu berturut-turut IHSG terus terpantau naik. “Selain itu, saham-saham yang memberatkan IHSG juga koreksi sehingga terkesan pasar sedang turun berat padahal tidak,” ujarnya.
Saham pemberat IHSG ini di antaranya GGRM dan HMSP. Pada penutupan perdagangan Jumat (1/11) GGRM terkoreksi 4,37% ke level Rp 53.650 per saham. Dalam sepekan saham GGRM memerah 1,83%.
Begitu juga dengan saham HMSP yang pada perdagangan hari ini ditutup koreksi 1,41% ke level Rp 2.100 per saham. Dalam sepekan saham HMSP pun tertekan hingga 3,23%.
Baca Juga: IHSG turun mendekati 6.200 pada akhir perdagangan sesi I hari ini
Wijen menyatakan momen koreksinya IHSG yang akan berlangsung hingga seminggu ke depan baik untuk dimanfaatkan untuk momentum akumulasi beli atau buy on weakness.
Wijen bilang saham-saham yang perlu diperhatikan di minggu depan adalah PGAS, TLKM, BBTN, WSKT, PTPP, dan WEGE.
Menurutnya kalau saham PGAS berada di bawah level Rp 2.050 sudah menarik untuk diamati. Kemudian TLKM yang saat ini berada di level Rp 4.080 akan kembali turun ke Rp 3.900 sampai Rp 3.800. Nah ini momen bagus untuk buy on weakness saham TLKM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News