kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.191.000   16.000   0,74%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

IHSG Tembus 8.099, Saham Komoditas dan Konglomerasi Melesat saat Rupiah Tertekan


Sabtu, 27 September 2025 / 08:33 WIB
IHSG Tembus 8.099, Saham Komoditas dan Konglomerasi Melesat saat Rupiah Tertekan
ILUSTRASI. IHSG ditutup menguat ke 8.099 berkat kenaikan saham komoditas dan konglomerasi. Arus dana asing mengalir meski rupiah melemah . FOTO: IHSG Melejit-Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (23/09/2025). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/22/09/2025


Reporter: Rashif Usman | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 58,66 poin atau 0,73% ke level 8.099,33 pada akhir perdagangan Jumat (26/9). Dalam sepekan, IHSG mencatat kenaikan 0,6% dan tetap berada dalam tren bullish.

VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, mengatakan ada dua katalis utama yang menopang IHSG dalam sepekan terakhir.

Pertama, penguatan saham-saham konglomerasi setelah rebalancing indeks global seperti Morgan Stanley Capital International (MSCI) dan FTSE.

Kedua, kenaikan harga komoditas, terutama logam dan bahan baku seperti emas dan tembaga. Namun, depresiasi rupiah dinilai masih menjadi risiko dalam beberapa waktu ke depan.

"IHSG dalam sepekan terakhir bergerak mixed dan ditutup menguat tipis sebesar 0,6% ke level 8.099, dengan pergerakan dalam tren bullish untuk jangka pendek hingga panjang," ujar Audi kepada Kontan, Jumat (26/9).

Baca Juga: Harga Melemah, Analis Rekomendasi Saham Blue Chip LQ45 Layak Beli Mulai Hari Ini 26/9

Penguatan IHSG Disertai Kenaikan Volume Beli

Secara terpisah, Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menuturkan bahwa penguatan IHSG pekan lalu disertai peningkatan volume pembelian investor.

Menurutnya, ada tiga faktor utama yang menggerakkan pasar saham:

Harga komoditas dunia, terutama emas, yang menunjukkan tren kenaikan.

Ketidakpastian arah kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed), yang memicu kenaikan yield US Treasury dan membuat investor berhati-hati.

Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, yang menekan sebagian sektor.

Baca Juga: BBCA dan BBRI Teratas, Cek Saham Net Sell Terbesar Asing pada Jumat (26/9)

Proyeksi IHSG dan Level Support–Resistance

Untuk perdagangan Senin (29/9), Herditya memperkirakan IHSG masih berpeluang menguat terbatas. Ia memproyeksikan level support di 8.070 dan resistance di 8.109.

Pergerakan indeks pada awal pekan depan diperkirakan akan dipengaruhi dua faktor dominan: harga komoditas global dan tren pelemahan nilai tukar rupiah.

Rekomendasi Saham Pilihan Analis

Dalam kondisi pasar saat ini, Herditya merekomendasikan sejumlah saham yang dinilai menarik secara teknikal dan fundamental:

  • PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN): Target harga: Rp 825 – Rp 875 per saham
  • PT Sentul City Tbk (BKSL): Target harga: Rp 148 – Rp 154 per saham
  • PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA): Target harga: Rp 2.170 – Rp 2.250 per saham

Baca Juga: Tiga Aturan Sukses Charlie Munger yang Terus Jadi Inspirasi Investor Dunia

FAQ: Info yang Banyak Dicari Pembaca

1. Apakah IHSG masih berpotensi menguat minggu depan?
Ya, analis melihat ruang kenaikan terbatas selama harga komoditas menguat dan aksi beli asing tetap terjaga.

2. Sektor apa yang diuntungkan dari pelemahan rupiah dan kenaikan komoditas?
Sektor tambang, metal, dan energi cenderung mendapat sentimen positif, sementara sektor berbasis impor bisa tertekan.

3. Apakah net buy asing berperan dalam penguatan IHSG?
Pada perdagangan Jumat (26/9), asing mencatat net buy signifikan dan menjadi salah satu faktor penopang indeks.

Selanjutnya: Pelemahan Nilai Tukar Memperlebar Defisit

Menarik Dibaca: 10 Sayur dan Buah yang Bagus untuk Kesehatan Usus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×