Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 1,87% menuju 7.168,87 pada Jumat (16/9). Pelemahan di hari terakhir pekan ini menyebabkan IHSG mengakumulasi penurunan 1,02% sepekan. IHSG mencatat penutupan harian tertinggi sepanjang masa (all time high) pada Selasa (13/9) di 7.138,02 lalu jatuh di akhir pekan ke 7.168,87.
“Ini menunjukkan sikap pelaku pasar dan investor mengantisipasi RDG Bank Indonesia (BI) dan FOMC pekan depan yang diproyeksikan akan semakin agresif,” kata Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti kepada Kontan.co.id, Jumat (16/9).
Dengan ekspektasi kenaikan suku bunga, pelaku pasar berspekulasi bahwa laju ekonomi dan sejumlah aktivitas bisnis berpotensi melambat dengan potensi daya beli yang melemah.
Baca Juga: Wall Street Mencatat Penurunan Mingguan Terburuk Sejak Juni
Sementara, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mencermati pergerakan IHSG pekan ini cenderung didukung oleh aski speculative buy. Hal ini mengingat IHSG sangat dekat dengan resistance yang akhirnya mencetak level tertinggi barunya.
“Namun pasca kenaikan suku bunga BI dan harga BBM sebenarnya hanya menunggu waktu terjadinya aksi profit taking sebagai antisipasi sebelum dirilisnya laporan kuartal ketiga,” tutur Ivan.
Menurut Ivan, tekanan jual ini cukup rawan disusul oleh aksi jual di pekan depan dengan indikasi lebih agresif apabila IHSG sudah mulai berada di bawah 7.065.
Baca Juga: IHSG Melorot 1,87% ke 7.168 di Akhir Perdagangan Jumat (16/9), Sektor Keuangan Anjlok
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan IHSG ini sedikit banyak dipengaruhi oleh pergerakan bursa global yang beberapa waktu lalu juga sempat terkoreksi akibat adanya rilis data inflasi AS.
Ivan memproyeksikan IHSG akan bergerak di rentang 7.000–7.270 pada sepekan mendatang. Sementara Desy memperkirakan IHSG akan fluktuatif di area 7.025–7.276.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News