Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan Kamis (6/4) sempat melesat naik ke level 5.014,76 atau naik 1,49% dari penutupan kemarin di level 4.941.
Namun setelah tembus 5.000, IHSG pada pukul 10.10 WIB kembali bergerak di level 4.977. Adapun investor asing tercatat melakukan beli bersih (net foreign buy) di seluruh pasar sebesar Rp 280,17 miliar.
Baca Juga: IHSG menguat, berikut empat rekomendasi trading buy Samuel Sekuritas
Volume yang ditransaksikan mencapai 4,2 miliar dengan nilai transaksi Rp 3,7 triliun.
Saham-saham yang mengalami kenaikan tertinggi adalah PT PP Properti Tbk (PPRO) naik 12% ke level Rp 55, PT PP Tbk (PTPP) naik 8,55% ke level Rp 825, PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) naik 8,33% ke level Rp 108.
Kemudian, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) naik 8,27% ke level Rp 720 dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 6,64% ke level Rp 2.250.
Saham-saham yang mencatatkan net foreign buy terbesar adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai Rp 253,2 miliar, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mencapai Rp 44 miliar, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dengan nilai Rp 9,6 miliar, PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar Rp 7,8 miliar dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang sebesar Rp 5,7 miliar.
Baca Juga: Waskita Karya jalankan strategi WFO sesuai protokol new normal
Sesuai dengan prediksi, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memprediksi IHSG hari ini diperdagangkan menguat di kisaran 4.872-5.028.
Sebenarnya pasar masih dibayangi eskalasi ketegangan hubungan Amerika Serikat (AS)-China.
Baca Juga: IHSG menguat ke level 5.000 pada awal perdagangan hari ini, Kamis (4/6)
Pasalnya pada 16 Juni 2020 AS bakal memberlakukan penangguhan penerbangan maskapai China ke AS. Ini merupakan aksi balasan AS terhadap China yang melakukan hal serupa.
"Sejauh ini kami rasa, meskipun hubungan antar kedua negara kembali mengalami kenaikan tensi, namun siapa peduli? Saat ini pelaku pasar dan investor sedang tertutup oleh ekspektasi dan harapan akan pembukaan kembali perekonomian yang akan mendorong optimisme bahwa yang terburuk sudah berlalu," jelasnya dalam riset, Kamis (4/6).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
