Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,70% ke level 6.688,057 pada perdagangan Senin (16/1). Namun, investor asing mencatatkan aksi jual bersih alias net sell sebesar Rp 280,23 miliar di pasar reguler.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, salah satu faktor penguat IHSG pada kemarin ditopang oleh rilis data neraca perdagangan Indonesia yang masih surplus, yakni di angka US$ 3,89 miliar.
Untuk hari ini, Herditya memperkirakan IHSG bergerak menguat terbatas untuk uji level 6.690-6.700 terlebih dahulu. Proyeksi dia, IHSG akan bergerak di rentang support 6.600 dan resistance di 6.726. Saham yang bisa dicermati antara lain BMRI, MARK, BBRI, dan ASII.
Secara teknikal, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menilai, IHSG membentuk pola three white candles bersamaan dengan penguatan Senin (16/1). Pola tersebut mengindikasikan rebound lanjutan hingga minor bullish reversal.
Baca Juga: IHSG Naik 0,70% ke 6.688 Hingga Tutup Pasar Senin (16/1)
Potensi uji 6.680 sampai dengan resistance 6.740 pada perdagangan Selasa (17/1). Secara teknikal, Stochastic RSI dan MACD membentuk golden cross bersamaan dengan penguatan Senin (16/1).
Saham-saham yang berkaitan dengan konsumsi domestik dan belanja pemerintah, seperti MAPI, INDF, AALI, LSIP bisa dicermati oleh investor pada perdagangan Selasa (17/1).
Hal ini berkaitan dengan rilis data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI), dimana surplus NPI sebesar US$ 3,89 miliar di Desember 2022. Adapun nilai ekspor naik 6,58% YoY, sementara nilai impor turun 6,61% YoY di Desember 2022.
Saham-saham perbankan juga dapat diperhatikan, terutama BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, BRIS, BBKP dan BBTN.
“Ini ditopang ekspektasi Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan di Januari 2022,” kata Alrich.
Muhammad Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset mengatakan, pelaku pasar masih akan mengapresiasi data surplus neraca perdagangan Indonesia. Data ini menunjukkan ketahanan eksternal Indonesia yang relatif solid.
Dari luar negeri, pelaku pasar mengapresiasi kebijakan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan terus menerapkan pelonggaran kebijakan moneter pada pertemuan The Fed bulan depan.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,70%, Cek Rekomendasi Saham Indo Premier Sekuritas Pekan Ini
“The Fed lebih less hawkish stance karena sebenarnya investor menilai bahwa tren consumer price index (CPI) sudah mengalami penurunan, terakhir ada di 6,5% di Desember,” kata Nafan kepada Kontan.co.id, Senin (16/1).
Hal ini membuat The Fed memiliki ruang melonggarkan kebijakan agar likuiditas global tidak ketat.
Selain itu, investor juga menanti data gross domestic product (GDP) China, yang menjadi salah satu data penting penggerak pasar. Dus, Nafan memproyeksi IHSG akan bergerak di rentang 6.641 – 6.733.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News