Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,47% ke 5.810,48 dalam sepekan hingga Jumat (4/12). Pada perdagangan terakhir pekan ini, IHSG terkoreksi 0,21%.
Tapi, IHSG sudah menguat 8,90% dalam sebulan dan 25,58% dalam enam bulan terakhir. Indeks saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini masih tercatat turun 7,76% sejak awal tahun.
Herditya Wicaksana, Analis MNC Sekuritas menilai, koreksi IHSG pada perdagangan kemarin cukup wajar lantaran sudah naik kencang di bulan November. "Kami perkirakan koreksi tersebut tidak lepas dari aksi ambil untung yang dilakukan oleh para investor, meskipun kalau dicermati rata-rata pergerakan bursa global bergerak menguat," kata Herditya, Jumat (4/12).
Berita baik dari global mengenai perkembangan vaksin Covid-19 dan stimulus yang akan berjalan di Amerika Serikat turut memberi angin segar untuk pergerakan IHSG dalam sepekan terakhir.
Baca Juga: IHSG menguat 0,47% sepekan meski net sell asing mencapai Rp 3,93 triliun
Selanjutnya, pergerakan harga komoditas dunia juga ikut andil sebagai katalis emiten-emiten IHSG. Untuk pekan depan, Herditya memperkirakan IHSG bergerak menguat cenderung terbatas untuk menguji kembali area resistance di 5.850 dengan support 5.560.
Meski demikian, Herditya bilang investor harus tetap mewaspadai adanya koreksi pada IHSG, terutama bila IHSG menembus level support. "Tetap perhatikan perkembangan baik harga komoditas ataupun katalis lainnya," tambah dia.
Baca Juga: Berotot, rupiah ditutup menguat 0,25% ke Rp 14.105 per dolar AS pada hari ini (4/12)
Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga menyampaikan hal senada. Dia bilang, pergerakan IHSG terkoreksi sehat menguji support 5.800. "Sedangkan penguatan IHSG dalam sepekan dipicu oleh sentimen penguatan harga komoditas sehingga sektor-sektor seperti CPO dan tambang memimpin pergerakan IHSG," lanjut William.
Dia meramal IHSG akan menguat dalam kisaran 5.741-5.888 pada perdagangan Senin (7/12) setelah bertahan di atas support psikologis 5.800. "Katalis untuk minggu depan terkait window dressing akhir tahun. Pelaku pasar bisa buy on weakness, kebetulan koreksi yang terjadi hari ini membuat banyak saham berada pada support," pungkas William.
Baca Juga: BEI terbitkan aturan turunan pedoman perdagangan, berlaku di luar kondisi pandemi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News