Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus level psikologis 7.000 pada perdagangan sesi pertama, Rabu (6/9). Mengutip RTI, indeks naik 0,21% atau 14,357 poin ke level 7.006,065.
Tercatat 243 saham naik, 263 saham turun, 225 saham stagnan. Total volume perdagangan 11,8 miliar saham dengan nilai transaksi capai Rp 5,2 triliun.
Sebanyak enam indeks sektoral menopang penguatan IHSG perdagangan pagi. Tiga sektor dengan kontribusi kenaikan terbesar yaitu IDX Sector Energy 1,94%, IDX Sector Basic Materials 1,10%, dan IDX Sector Transportation & Logistic 1,03%.
Baca Juga: IHSG Dibuka Menguat Rabu (6/9), Kembali Sentuh Level 7.000
Saham-saham top gainers LQ45:
- PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) naik 10,36% ke Rp 1.385
- PT Harum Energy Tbk (HRUM) naik 4,05% ke Rp 1.670
- PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) naik 3,07% ke Rp 1.510
Saham-saham top losers LQ45:
- PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) turun 3,32% ke Rp 1.895
- PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) turun 2,52% ke Rp 580
- PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) turun 1,95% ke Rp 2.010
Baca Juga: IHSG Berpotensi Tembus 7.000, Cek 6 Saham Rekomendasi BNI Sekuritas Rabu (6/9)
Sementara itu, bursa saham Asia jatuh setelah data ekonomi yang lemah di China dan Eropa meningkatkan kekhawatiran atas pertumbuhan global. Sedangkan, dolar AS menguat karena investor mempertimbangkan prospek suku bunga AS.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,5% pada pukul 0143 GMT.
Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,55% meskipun produk domestik bruto kuartal kedua mengalahkan perkiraan dengan kenaikan 0,4%.
Indeks Hang Seng dan Indeks CSI300 China keduanya dibuka turun sekitar 0,3%.
Sebuah survei sektor swasta pada hari Selasa menunjukkan aktivitas jasa China berekspansi dengan laju paling lambat dalam delapan bulan terakhir di bulan Agustus. Ini mencerminkan lemahnya permintaan.
Data manufaktur dari Jerman, Inggris, dan kawasan euro juga menunjukkan penurunan. Sementara sektor jasa mereka mengalami kontraksi.
Baca Juga: Investindo Nusantara Sekuritas: Buy Saham IMAS, TUGU dan INTP untuk Rabu (6/9)
"Penurunan di China lebih besar daripada yang diperkirakan," kata Redmond Wong, Greater China market strategist di Saxo Markets.
"Pemerintah China telah menjadi lebih aktif dan melonggarkan lebih banyak peraturan tetapi apakah itu cukup baik masih harus dilihat," tambahnya.
"Data Eropa agak lemah. Kami pikir masih ada peluang besar untuk mengalami resesi ringan di AS dan Eropa menjelang akhir tahun ini atau awal tahun depan."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News