kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

IHSG Moncer, Reksadana Saham Catat Kinerja Ciamik Sepanjang Februari


Kamis, 03 Maret 2022 / 10:18 WIB
IHSG Moncer, Reksadana Saham Catat Kinerja Ciamik Sepanjang Februari


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana sepanjang Februari tercatat memuaskan. Seluruh jenis reksadana berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja. 

Merujuk data dari Infovesta Utama, reksadana saham jadi yang paling apik kinerjanya dalam sebulan terakhir. Hal ini tercermin dari kinerja Infovesta 90 Equity Fund Index yang tumbuh 2,43%.Sementara reksadana campuran yang kinerjanya terukur dari Infovesta 90 Balanced Fund Index juga berhasil naik 1,54%. 

Lalu, kinerja reksadana pendapatan tetap yang tercermin dari Infovesta 90 Fixed Income Fund Index juga mengalami pertumbuhan 0,36%. Sedangkan reksadana pasar uang diukur menggunakan Infovesta 90 Money Market Fund Index berhasil naik 0,20%.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, kinerja apik reksadana saham tidak terlepas dari rally IHSG sepanjang Februari kemarin. 
Pada bulan lalu, IHSG berhasil naik 3,88% secara bulanan. Tak hanya itu, IHSG juga berhasil menembus rekor all time high di level 6.929,91 sebelum akhirnya ditutup di level 6.920,06 pada 23 Februari. 

Ia menyebut, sentimen Rusia-Ukraina justru jadi pendorong IHSG karena selama konflik terjadi, harga komoditas seperti batubara, minyak sawit, hingga nikal mengalami kenaikan tajam. 

Baca Juga: Sejumlah Saham Melesat Sepanjang Februari, Analis Sarankan Wait and See

Alhasil, ini untungkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, baik untuk pemerintah melalui ekspornya ataupun pebisnis dan masyarakatnya. 

“Oleh karena itu, investor asing juga malah banyak yang masuk karena optimistis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Sepanjang bulan kemarin, asing tercatat net-buy sebesar Rp 17,4 triliun,” jelas Wawan kepada Kontan.co.id, Rabu (2/3).

Apalagi, sepanjang Februari kemarin, data-data ekonomi Indonesia juga positif seperti angka inflasi dan impor yang mulai naik, serta Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tinggi. 

Wawan memandang hal ini semakin memperkuat fundamental Indonesia ke depan sehingga membuat efek dari perang tersebut cenderung terbatas.

Memasuki Maret, ia meyakini kinerja reksadana berbasis saham masih akan jadi yang paling moncer. Menurutnya, masih berlangsungnya perang Rusia-Ukraina akan terus mendorong kenaikan harga komoditas energi yang bisa membuat ekspor Indonesia kembali meningkat. 
Alhasil, hal tersebut bisa support indeks untuk terus naik. 

“Tapi perlu diperhatikan juga secara jangka panjang, perang ini bisa memicu inflasi lebih tinggi. Jadi harapannya memang perang ini tidak berlangsung berkepanjangan,” imbuhnya.

Terkait dampak keputusan The Fed mengenai kenaikan suku bunga acuan, Wawan optimistis dampaknya tidak akan signifikan. Pasca pengumuman, harga saham dan obligasi dipastikan akan mengalami koreksi. 

Namun, proyeksi dia, koreksi tidak akan terlalu dalam karena pasar dinilai sudah priced in.

Baca Juga: Reksadana Pasar Uang Catat Kinerja Paling Apik Sepekan Terakhir

Selain itu, dengan adanya perang, The Fed dinilai belum akan agresif menaikkan suku bunga acuan karena perlu mengamati situasi lebih lanjut. Jadi, kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat diperkirakan hanya sebesar 25 bps dan tidak memberi dampak signifikan.

Terlebih lagi, Wawan menilai investor domestik, khususnya di obligasi masih memiliki daya serap yang kuat. Jadi koreksi yield di SBN diproyeksikan akan relatif terjaga dan tidak membebani kinerja reksadana pendapatan tetap.

Namun, menurutnya, kinerja reksadana pendapatan tetap dinilai akan jauh lebih rendah dibandingkan bulan ini. Sementara untuk reksadana saham, justru masih akan positif. 

“Apalagi, bulan Maret akan banyak rilis laporan keuangan emiten untuk tahun 2021 yang diekspektasikan bisa jadi katalis positif tambahan untuk reksadana saham,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×