kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

IHSG Minus di Awal Tahun, Cek Prediksi Imbal Hasil Reksadana Saham Untuk 2023


Senin, 09 Januari 2023 / 20:09 WIB
IHSG Minus di Awal Tahun, Cek Prediksi Imbal Hasil Reksadana Saham Untuk 2023
ILUSTRASI. IHSG menunjukkan kinerja negatif pada awal 2023 dengan penurunan 2,37% ke level 6.688,26 per Senin (9/1).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan kinerja negatif pada awal 2023 dengan penurunan 2,37% ke level 6.688,26 per Senin (9/1). Meskipun begitu, para manajer investasi optimistis reksadana saham tetap menjadi pilihan investasi menarik di tahun ini.

Direktur Utama Trimegah Asset Management (AM) Anthony Dirga memprediksi, reksadana saham pada tahun 2023 dapat memberikan imbal hasil di kisaran 11%-15%. Ia meyakini, valuasi reksadana saham semakin menarik dengan adanya koreksi di pasar saham belakangan ini.

Di awal tahun, Anthony mengatakan Trimegah AM cenderung fokus pada sektor-sektor yang defensif sambil menunggu momentum kenaikan ekonomi. "Selanjutnya, kami akan rotasi ke sektor-sektor yang pro-growth. Timing-nya tergantung indikator ekonomi yang nanti kami pantau," ucap Anthony saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (9/1).

Baca Juga: Kinerja IHSG Negatif pada Awal Tahun, Simak Prospek Reksadana Saham untuk Tahun 2023

Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro menambahkan, reksadana saham pada 2023 diprediksi masih prospektif. Kondisi ini didorong oleh kinerja IHSG sebagai underlying-nya yang diproyeksi dapat mencatatkan return lebih tinggi daripada return tahun 2022 yang sebesar 4,09%.

Risiko global memang membayangi pasar saham pada semester pertama 2023. Akan tetapi, risiko tersebut kemungkinan besar akan mereda pada paruh kedua tahun ini.

Hal ini seiring dengan mulai berhentinya laju kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat The Fed dan Bank Indonesia. Laju inflasi yang melandai serta potensi surprise upside dari kampanye Pemilu yang dimulai kuartal keempat 202 juga akan menjadi faktor pendukung lainnya.

"Kegiatan kampanye akan mendorong semakin banyaknya perputaran uang di masyarakat yang dapat meningkatkan perekonomian dalam negeri," tutur Nicodimus.

Baca Juga: Top Gainers Didominasi Saham Lapis Kedua, Begini Kata Analis

Menurutnya, para manajer investasi kemungkinan besar akan memilih saham-saham di sektor perbankan, energi, dan konsumen primer karena  lebih prospektif. Saham-saham yang dipilih adalah yang undervalued, berfundamental solid, dan punya prospek bisnis yang menjanjikan.

Nicodimus memproyeksi, imbal hasil reksadana saham pada tahun ini dapat mencapai 8% hingga 10%. Hal ini seiring dengan proyeksi IHSG yang bisa naik ke level 7.200-7.400 hingga akhir tahun 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×