kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

IHSG Menuju 8.000: Peluang dan Tantangan Pasar Saham di Sisa Tahun 2024


Selasa, 17 September 2024 / 05:55 WIB
IHSG Menuju 8.000: Peluang dan Tantangan Pasar Saham di Sisa Tahun 2024
ILUSTRASI. IHSG diperkirakan masih akan menguat jika The Fed memangkas suku bunga pada pekan ini.


Reporter: Jose Akmal, Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Federal Reserve diekspektasikan segera menurunkan suku bunga acuan pada pekan ini. Pasar menantikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) itu bisa turun sampai 50 basis poin (bps).

Direktur PT Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus melihat, arah bursa saham untuk bulan September hingga akhir tahun 2024, IHSG diperkirakan masih akan menguat jika The Fed memangkas suku bunga pada pekan ini. 

“Namun, tetap perlu diwaspadai adanya aksi profit taking jangka pendek atau sell on news,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Senin (16/9).

Daniel menyebutkan, dari 11 sektor di bursa, beberapa sektor yang berpotensi terdampak positif dari penurunan suku bunga The Fed meliputi sektor perbankan, sektor properti, sektor otomotif, dan sektor konsumer.

Baca Juga: Wall Street Mixed, Dow Jones Menguat Saat Nasdaq Tertekan di Awal Pekan Rapat The Fed

Sektor perbankan diharapkan mengalami perbaikan Non-Performing Loan (NPL) meskipun laba mungkin sedikit tertekan. Sektor properti diperkirakan akan kembali bergairah dengan peningkatan penjualan. 

Sektor otomotif diproyeksikan mengalami kenaikan penjualan seiring dengan penurunan suku bunga. “Sementara, sektor konsumer diharapkan mendapatkan manfaat dari membaiknya daya beli masyarakat,” paparnya.

Daniel menambahkan, sektor-sektor ini bisa mengalami rotasi dalam jangka pendek. Hal ini dapat mempengaruhi IHSG yang berpotensi mencapai sekitar 8.000 pada akhir tahun. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus melihat, terdapat dua kemungkinan yang dapat terjadi di pasar saham terkait penurunan suku bunga The Fed. Pertama, ada potensi sell on news setelah berita penurunan suku bunga. 

”Pasar mungkin sudah mengantisipasi hal tersebut sebelumnya, sehingga kenaikan IHSG yang sudah terjadi tanpa henti menambah risiko koreksi,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (16/9).

Baca Juga: Suku Bunga Berpotensi Turun, Cek Arah IHSG dan Rekomendasi Saham Hingga Akhir 2024

Kedua, ada kemungkinan pasar akan terus naik, terutama jika Bank Indonesia (BI) juga menurunkan suku bunganya. 

“Penurunan suku bunga BI bisa menjadi kejutan positif yang mendorong investor untuk membeli saham dan mempercepat pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.

Menurut Nico, secara keseluruhan semua sektor akan mendapatkan manfaat positif. Namun, sektor-sektor yang akan merasakan dampak terbesar adalah sektor finansial, properti, otomotif, konsumer non-siklikal, energi, konsumer siklikal, dan teknologi.

Dengan probabilitas 55%, Nico melihat peluang IHSG berpotensi mencapai level 7.920 hingga 8.080 di akhir tahun 2024.

Baca Juga: Cermati Proyeksi IHSG dan Pilihan Saham di Pekan FOMC The Fed dan RDG BI

Nico merekomendasikan beli untuk BBCA dengan target harga Rp 11.350 per saham, BBRI pada Rp 5.700 per saham, BBNI pada Rp 6.000 per saham, BMRI pada Rp 7.650 per saham, BRIS pada Rp 2.900 per saham, dan CTRA pada Rp 1.500 per saham.

Lalu, rekomendasi beli untuk INDF pada Rp 7.900 per saham, ICBP pada Rp 13.600 per saham, MYOR pada Rp 2.980 per saham, AMRT pada Rp 3.450 per saham, ACES pada Rp 960 per saham, MAPI pada Rp 1.850 per saham, SMRA pada Rp 750 per saham, BSDE pada Rp 1.400 per saham, dan ASII pada Rp 5.600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×