kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG menguat, kapitalisasi pasar saham ini naik signifikan


Kamis, 23 April 2020 / 20:58 WIB
IHSG menguat, kapitalisasi pasar saham ini naik signifikan
ILUSTRASI. Seiring dengan IHSG yang menguat, sepuluh saham kapitalisasi pasar terbesar pun turut berubah.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,57% ke level 4.593,55 pada penutupan perdagangan Kamis (23/4). Adapun level ini jauh lebih baik dibandingkan penutupan perdagangan Selasa (24/3) yang menyentuh level 3.937,35, terendah sejak awal tahun 2020.

Seiring dengan IHSG yang menguat, sepuluh saham kapitalisasi pasar (big caps) terbesar pun turut berubah. Pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (23/4) BRPT masuk kembali ke jajaran 10 emiten big caps. Adapun kapitalisasi pasar BRPT hari ini mencapai Rp 107,71 triliun, naik signifikan 165,36% dibandingkan kapitalisasi pasarnya pada Selasa (24/3) yang mencapai Rp 40,59 triliun.

Head of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, penguatan signifikan yang dialami BRPT didorong oleh harga saham BRPT yang menurun sebelumnya. Di sisi lain, pasar masih memiliki sisa-sisa harapan bahwa permintaan produk-produk BRPT akan membaik seperti yang dialami di tahun 2019. "Saya lihat keyakinan itu masih ada sekarang," kata Wawan ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (23/4).

Baca Juga: Simak kata analis soal market cap emiten yang tembus Rp 100 triliun

Nasib serupa juga dialami oleh anak usaha BRPT, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).  Asal tahu saja, kapitalisasi pasar TPIA naik hingga 42,85% dari sebelumnya Rp 106,11 triliun menjadi Rp 151,58 triliun.

Wawan melihat, kenaikan kapitalisasi pasar yang drastis sulit terjadi. Industri dasar dan kimia, khususnya BRPT dan TPIA untuk tahun ini akan menghadapi tantangan berat seperti impor bahan baku, kurs rupiah dan menurunnya permintaan. Hal-hal inilah yang akan menyeret harga saham keduanya.

Salah satu faktor yang bisa mendorong harga saham keduanya membaik adalah ketika PSBB dicabut. Untuk saat ini, karena PSBB diperpanjang, pasar masih cenderung wait and see mengamati kinerja masing-masing emiten.

Baca Juga: Saham BRPT masuk daftar big cap lagi, ini peta terbaru penguasa market cap bursa

Sementara jika dilihat  dari harga sahamnya, BRPT dan TPIA cukup menarik untuk jangka panjang karena valuasi sudah murah. "Tapi dibanding sebulan yang lalu valuasi sudah naik tinggi. Jadi harus waspada terhadap profit taking," tambah Wawan.

Tidak jauh berbeda, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengamati market cap BRPT yang meningkat tajam dipicu oleh penurunan harga yang terjadi sebelumnya. Hal serupa juga dialami oleh TPIA.

Meskipun kapitalisasi pasarnya naik tajam, kinerja BRPT dan TPIA yang termasuk ke dalam industri pengolahan itu akan berat menghadapi dampak Covid-19. "Sebab banyak impor bahan baku, padat karya, capex tinggi, mesinnya impor," jelas Hans kepada Kontan.co.id, Kamis (23/4).

Baca Juga: Saat Saham Blue Chip Terjepit, Second Liner Malah Melejit

Adapun saham yang kapitalisasi pasarnya bertumbuh dan berpotensi terkerek lagi adalah PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Asal tahu saja, marketcap UNVR telah bertumbuh hingga 25,11% menjadi Rp 270,86 triliun dari sebelumnya.

Hans Kwee melihat kapitalisasi pasar UNVR masih mungkin bertumbuh karena sejauh ini kinerjanya cukup solid. Tidak berbeda, Wawan melihat casflow UNVR masih kuat di tengah pandemi COVID-19. Mengingat, permintaan masyarakat terhadap produk-produk UNVR tidak berkurang banyak. "Wajar kalau dia salah satu yang paling cepat rebound," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×