Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mampu ditutup di zona hijau pada pekan ke-2 awal tahun 2021. Berdasar data dari RTI Business, IHSG berada di level 6.373,41 pada Jumat (15/1). Level ini meningkat 1,85% dibanding penutupan perdagangan Jumat (8/1) yang berada di 6.257,84.
Berdasar pengamatan Kontan.co.id, kenaikan IHSG itu tertopang penguatan yang terjadi selama tiga hari perdagangan pertama minggu ini. Adapun pada dua hari perdagangan terakhir, IHSG tercatat menurun.
Analis MNC Sekuritas Aqil Triyadi mengungkapkan, penguatan IHSG selama sepekan terdorong optimisme pelaku pasar terhadap vaksinasi di Indonesia. Memicu investor asing masuk ke pasar saham Indonesia.
Oleh karena itu, selama seminggu ini investor asing mencatatkan aksi beli bersih atau net buy hingga Rp 7,95 triliun. Capaian ini memperkokoh net buy yang sudah terjadi sejak awal tahun 2021 menjadi Rp 10,61 triliun.
"Ditambah sentimen pergerakan beberapa harga komoditas seperti nikel, timah, dan batu bara yang membuat saham berbasis komoditas menguat cukup signifikan," jelas Aqil kepada Kontan.co.id, Jumat (15/1).
Lebih lanjut Aqil mengungkapkan, koreksi yang terjadi selama dua hari terkahir perdagangan pekan ini merupakan hal yang wajar. Apalagi IHSG sudah rally cukup panjang sehingga investor terdorong melakukan aksi ambil untung atau profit taking.
Baca Juga: Investor asing masih catatkan net buy, saham-saham blue chip ini dapat dicermati
Lesunya IHSG menjelang akhir pekan juga tidak terlepas dari peningkatan kasus Covid-19 baik di Indonesia maupun beberapa negara lainnya. Bahkan, negara lain menerapkan lockdown di beberapa wilayah dengan peningkatan kasus yang tinggi.
Untuk pergerakan IHSG pekan depan (18-23 Januari 2021), Aqil memprediksi IHSG akan terkoreksi terlebih dahulu untuk selanjutnya berpeluang kembali menguat. IHSG akan menguji level resistance di 6.480 dan 6.580. Adapun IHSG diperkirakan bergerak di kisaran level 6.200 hingga 6.580.
Aqil menambahkan, sentimen global yang perlu dicermati pekan depan adalah pergerakan harga komoditas, rilis data GDP China, tingkat inflasi di Inggris, serta tingkat suku bunga The European Central Bank (ECB).
Sementara itu, sentimen domestik yang patut dicermati adalah rilis data suku bunga Bank Indonesia (BI), efek vaksinasi yang sudah dilakukan minggu ini, serta peningkatan kasus Covid-19 yang berpotensi masih tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News