kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

IHSG masuk dalam periode euforia


Rabu, 11 Maret 2015 / 22:30 WIB
IHSG masuk dalam periode euforia
ILUSTRASI. Pedagang menjual barang dagangannya berupa tas wanita melalui media sosial dengan cara live shopping di Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Berbagai resiko yang masih membayangi Indonesia membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan tumbuh moderat. Mandiri Sekuritas misalnya, lebih pesimistis terhadap target IHSG tahun ini. Mandiri Sekuritas memangkas target IHSG tahun ini dari 6.350 menjadi 5.450. 

Kepala Riset Mandiri Sekuritas, John Rachmat mengatakan, IHSG menghadapi berbagai resiko koreksi. Misalnya saja, adanya kenaikan target pendapatan pajak sebesar 30% di tahun ini. Jika tidak tercapai, maka belanja infrastruktur pemerintah bisa terpangkas. Selain itu, adanya konflik hukum antara KPK dengan Polisi membuat penurunan minat investor. 

Bukan cuma itu, masih ada kekhawatiran dari investor terkait kenaikan suku bunga The Fed yang bisa menekan nilai tukar rupiah dan IHSG. Meski target IHSG diturunkan, masih ada beberapa sentimen positif yang menjadi penggerak. 

Misalnya saja, adanya reformasi harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, disetujuinya APBN-P 2015 yang fokus pada pengembangan infrastruktur, dan penurunan suku bunga Bank Indonesia. Ada potensi meningkatnya peringkat outlook Indonesia dari Standard & Poor's (S&P). Sehingga pada bulan Juli, IHSG berpotensi menyentuh level 5.800.

"IHSG kini masuk dalam periode euforia. Namun, beberapa faktor membuat kami memangkas outlook Indonesia dari Overweight menjadi Neutral," ujarnya, Rabu (11/3). Ekonom Mandiri Sekuritas memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya sebesar 5,3%

Menurut John, beberapa investor mungkin setuju kalau pelemahan rupiah yang terjadi selama ini tidak menjadi kekhawatiran utama lantaran bukan terjadi karena pelemahan fundamental Indonesia, tetapi karena penguatan dollar. 

Namun, perlu dicatat, sejak inagurasi Presiden Joko Widodo pada Oktober lalu, nilai tukar rupiah sudah terdepresiasi hingga 6,9%. "Ini performa terburuk jika dibandingkan nilai tukar di hampir seluruh anggota ASEAN," ujarnya.

Namun masih ada beberapa saham yang bisa dilirik. Diantaranya, adalah saham-saham yang akan diuntungkan dari penurunan suku bunga, yakni LPCK, SMRA, dan BDMN. Sementara pilihan saham yang didukung oleh pertumbuhan pendapatan yakni TBIG, WIKA, WTON, TLKM, BBRI, dan ULTJ.

Andy Ferdinand, Kepala Riset Batavia Prosperindo Sekuritas menargetkan, IHSG di akhir tahun akan mencapai level 5.982. "Target kami belum dipangkas, namun ada beberapa catatan yang perlu dicermati," ujarnya.

Menurutnya, sentimen negatif yang bisa menyetir IHSG adalah adanya potensi kenaikan suku bunga The Fed. Pada semester ini,  masih ada potensi defisit neraca perdagangan. Upaya pemerintah mengejar pertumbuhan dengan menggenjot pembangunan infrastruktur bisa memicu kenaikan impor barang modal. 

"Ada potensi defisit pada pertengahan tahun. Sehingga IHSG bisa ikut tertekan," kata dia. Selain itu, Indonesia diramal sulit mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7% tahun ini. Namun, ia yakin pertumbuhan laba emiten tahun ini masih bisa mencapai 15%.

Kepala riset BNI Securities, Norico Gaman memprediksi, IHSG di akhir tahun akan mencapai 5.750 dalam skala moderat. Sementara skala optimistis, IHSG bisa mencapai 6.200. 

Ia bilang, skala moderat bisa dicapai jika pertumbuhan laba emiten berkisar 16%-18% dan pertumbuan ekonomi mencapai 5,5%. Sementara skala optimistis bisa tercapai jika laba emiten menembus 20% dengan pertumbuhan ekonomi di atas 5,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×