kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

IHSG masih tak beranjak dari zona merah


Jumat, 29 April 2016 / 11:51 WIB
IHSG masih tak beranjak dari zona merah


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum berhasil bangkit dari zona merah di akhir sesi I, Jumat (29/4). Berdasarkan data RTI, pada pukul 11.30 WIB, indeks tercatat menurun 0,37% menjadi 4.830,55.

Terdapat 161 saham yang melorot. Sedangkan jumlah saham yang naik sebanyak 96 saham dan 87 saham lainnya tak berubah posisi.

Volume transaksi siang ini melibatkan 2.722 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,870 triliun.

Secara sektoral, ada sembilan sektor yang tertekan. Tiga sektor dengan penurunan terdalam yakni: sektor konstruksi turun 0,96%, sektor agrikultur turun 0,81%, dan sektor infrastruktur turun 0,73%.

Tiga saham indeks LQ 45 dengan penurunan terbesar yaitu: PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) turun 4,45% menjadi Rp 1.825, PT PP London Sumatra Tbk (LSIP) turun 4,32% menjadi Rp 1.550, dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 2,92% menjadi Rp 1.830.

Sedangkan posisi top gainers indeks LQ 45 dihuni oleh: PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 4,05% menjadi Rp 770, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) naik 3,97% menjadi Rp 19.000, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) naik 2,16% menjadi Rp 7.100.

Bursa emerging tertekan

Sementara itu, kondisi serupa juga tampak pada pasar saham emerging. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 10.21 waktu Hong Kong, indeks MSCI Emerging Market turun 0,6% menjadi 839,55.

Ada beberapa faktor yang memicu penurunan indeks. Salah satunya, kecemasan investor terhadap outlook pertumbuhan ekonomi global yang memburuk. Salah satu indikasinya, perlambatan ekonomi AS.

"Kami menyarankan agar investor mengurangi investasi mereka di saham dan aset-aset berisiko lain baik di negara maju maupun berkembang," jelas Komsorn Prakobphol, senior investment strategist Tisco Financial Group Pcl.

Dia juga memprediksi, pasar saham akan mulai terkoreksi pada kuartal dua setelah menorehkan reli yang cukup tinggi tahun ini.

"Selain itu, harga minyak juga sudah mencapai level yang kemungkinan akan terkoreksi lagi," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×