Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Indeks Dow Jones kembali memperbarui rekor. Pada pembukaan Jumat (4/8) waktu Amerika Serikat (AS), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) masih bertahan di atas 22.045, rekor tertinggi sepanjang masa.
Selama ini, pasar modal AS adalah magnet dan menjadi barometer pasar saham global. Kenaikan DJIA kerap mengerek indeks bursa saham dunia termasuk Indonesia.
Tapi, kali ini berbeda. Pasar saham di kawasan Asia justru ditutup merah, tak terkecuali Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Dalam sepekan terakhir, IHSG sudah melorot 0,92% menjadi 5.777,48.
Sejumlah analis menilai, tak selamanya pasar saham global mengekor DJIA. Dalam kondisi tertentu, bursa saham regional punya katalis sendiri.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee berpendapat, ada anomali pada IHSG. Padahal, tak sedikit emiten yang mencatatkan kinerja keuangan memuaskan di semester pertama tahun ini.
Memang, investor asing masih menjauhi pasar saham Indonesia. Dalam tiga bulan terakhir, asing mencatatkan net sell mencapai Rp 17,52 triliun.
Sejatinya, asing tak lari dari pasar kita. Mereka hanya profit taking setelah Indonesia meraih predikat investment grade dari lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P).
"Asing belum kelihatan berpindah karena nilai tukar rupiah masih cukup kuat. Jika asing benar-benar keluar, pasti terlihat dari rupiah," kata Hans. Nilai rupiah kemarin berada di kisaran Rp 13.300 per dollar AS.
Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Taye Shim juga berpandangan, sebenarnya kenaikan indeks Dow Jones tidak memiliki hubungan terhadap penurunan IHSG pekan ini. "Saya melihat tekanan terhadap IHSG karena outlook yang suram terhadap daya beli masyarakat," ungkap dia.
Saat ini, Taye melihat, inflasi masih rendah, pengeluaran tidak banyak, dan pertumbuhan ekonomi tidak secepat yang diharapkan. Ia memprediksi IHSG masih berpotensi naik dan berada di level 6.241 hingga akhir tahun.
Hans juga meyakini prospek IHSG masih cerah. Hingga akhir 2017, IHSG tetap bisa menembus rekor di 6.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News