kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   9.000   0,60%
  • USD/IDR 15.875   60,00   0,38%
  • IDX 7.200   -45,73   -0,63%
  • KOMPAS100 1.102   -8,07   -0,73%
  • LQ45 873   -6,30   -0,72%
  • ISSI 220   -2,35   -1,06%
  • IDX30 448   -4,16   -0,92%
  • IDXHIDIV20 539   -6,56   -1,20%
  • IDX80 126   -0,89   -0,70%
  • IDXV30 132   -4,54   -3,33%
  • IDXQ30 148   -1,52   -1,02%

IHSG Masih Berat Melaju ke Level 8.000 pada 2025, Ini Penyebabnya


Kamis, 28 November 2024 / 20:50 WIB
IHSG Masih Berat Melaju ke Level 8.000 pada 2025, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Target Indeks Harga Gabungan (IHSG) untuk menyentuh level 8.000 pada tahun 2025 sulit tercapai


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nampaknya langkah Indeks Harga Gabungan (IHSG) untuk menyentuh level 8.000 pada tahun 2025 masih berat. Pasalnya, pasar saham Tanah Air masih dikepung oleh sentimen global.

Hans Kwee, Direktur Anugerah Mega Investama menuturkan memang pasar belakangan volatilitas pasar saham sedang tinggi sejak Donald Trump terpilih menjadi presiden Amerika Serikat (AS).

Pasalnya, Trump memiliki wacana untuk memotong pajak yang akan mempermudah regulasi dan bisnis perusahaan di AS. Hans bilang ini akan berimbas pada pertumbuhan GDP AS.

"Jadi arah pasar tahun depan sangat ditentukan seberapa besar pajak yang akan ditetapkan, termasuk pajak di negara lain. Kalau cukup tinggi, ekonomi dunia," ucapnya di Gedung BEI, Kamis (28/11). 

Baca Juga: IHSG Melemah ke 7.200 Hari Ini (28/11), BBRI, BBCA, PANI Paling Banyak Net Sell Asing

Tetapi kalau Trump memberlakukan tarif moderat di kisaran 10%, pasar saham global termasuk IHSG berpotensi bergerak menguat. Untuk itu, Hans belum yakin IHSG bisa melampaui level 8.000 pada 2025.

"Dengan berbagai faktor global maupun domestik, IHSG berpotensi mencapai level 7.700 hingga 7.800 di tahun depan," kata Hans. 

Ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) David Sutyanto menambahkan tahun depan, akan ada berbagai tantangan yang bakal dihadapi oleh emiten maupun perusahaan.

Dia memproyeksikan, ekonomi di 2025 akan cenderung stagnan. Ini ditandai dengan adanya berbagai gejolak makro ekonomi secara global, terutama dari Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: IHSG Melemah 0,63% Hari Ini (28/11), Intip Proyeksi untuk Perdagangan Besok (29/11)

"Seperti adanya tekanan inflasi dan fiskal di Amerika Serikat, krisis properti di China serta adanya permintaan domestik yang lemah di kawasan Eropa," jelas David. 

Selanjutnya: Penambang Bitcoin Mendekati Kapitalisasi Pasar US$40 Miliar, Ini Faktor Pendorongnya

Menarik Dibaca: Garuda Indonesia Siap Implementasikan Kebijakan Penuruanan Harga Tiket Saat Nataru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×